digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Hoppy Adi Putra
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Hoppy Adi Putra
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Hoppy Adi Putra
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Hoppy Adi Putra
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Hoppy Adi Putra
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Hoppy Adi Putra
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Segmen operasi Antam dibedakan menurut tiga bisnis inti (a) nikel, (b) emas dan pemurnian, dan (c) bauksit dan alumina. Segmen operasi emas dan pemurnian terdiri dari pertambangan emas dan perak. Emas dan perak dihasilkan dari penambangan dan peleburan bijih emas menjadi dore bullion. Antam saat ini menambang bijih emas dari tambang emas bawah tanah di Pongkor, Jawa Barat, yang dioperasikan oleh Unit Bisnis Pertambangan Emas Antam. Tambang Emas Pongkor masih dalam Izin Operasi Produksi sampai tahun 2031 berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 171/l/IUP/PMDN/2020. Studi kelayakan finansial existing menunjukkan bahwa Antam memiliki margin positif ketika kadar bijih emas di atas 4 gpt (cutoff grade) dan menyatakan bahwa Antam hanya memiliki angka ekonomis hingga tahun 2025 dengan 1,5 juta wmt bijih emas yang ditambang. Tambang Emas Pongkor memiliki sumber daya bijih emas kadar rendah (di bawah 4 gpt) sekitar 1,9 juta wmt dengan kadar rata-rata 3,61 gpt. Fakta bahwa izin produksi Pongkor hingga 2031, menempatkan Tambang Emas Pongkor untuk menemukan beberapa strategi dalam mengolah bijih emas kadar rendah untuk memaksimalkan panjang waktu izin (jeda waktu 5 tahun). Penelitian ini diawali dengan analisis situasi bisnis, analisis dieksplorasi dengan menggunakan perangkat kualitatif, kerangka kerja, pengumpulan data primer melalui depth-interview dan data sekunder melalui kajian literatur. Analisis PESTLE (Political, Economic, Sociocultural, Technological, Legal, and Ecological), Porter’s Five Forces framework dan External Factor Evaluation (EFE) matriks dilakukan sebagai analisis eksternal. Sedangkan untuk analisis internal dilakukan dengan kerangka kerja VRIO (Valuable, Rare, costly to Imitate, Organized), dan analisis Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis situasi bisnis menunjukkan Tambang Emas Pongkor di wilayah V dalam matriks internal-eksternal (IE), wilayah tersebut menunjukkan bahwa strategi Hold and Maintain cocok untuk Tambang Emas Pongkor. Kajian dilanjutkan dengan Porter generic competitive strategy untuk menentukan strategi yang paling sesuai dengan kondisi Tambang Emas Pongkor. Hasil analisis menunjukkan strategi cost leadership merupakan strategi yang paling sesuai dengan strategi detailnya adalah melaksanakan program cost reduction setiap tahunnya, mengganti pensiunan pekerja organik (Karyawan Tetap) dengan pekerja outsourcing atau kontrak, membatasi investasi hanya pada hal-hal yang berdampak langsung pada pendapatan dan kontrak jangka Panjang untuk alat berat. Strategi tersebut akan berdampak pada biaya produksi dan biaya depreciation and amortization yang akan diperhitungkan dalam studi kelayakan finansial. Studi kelayakan finansial menggunakan kriteria finansial Net Present Value (NPV), Internal rate of return (IRR), dan payback period (PBP). Hasil penelitian menunjukkan NPV sebesar 25,33 juta US$, IRR sebesar 52,2% dan payback period selama 21 bulan, angka tersebut mengindikasikan perpanjangan proyek Pongkor layak dilakukan. Penelitian ini juga dilakukan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap NPV dengan melakukan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek extension layak dilakukan selama harga emas tidak turun lebih dari 18,4% dari basis, biaya produksi (COGS) tidak meningkat lebih dari 22% COGS dan produktivitas tidak menurun lebih dari 16,94% dari basis.