Kayu manis diketahui dapat meningkatkan percepatan pemulihan tingkat kelelahan,
akan tetapi pengujian terhadap atlet masih terbatas, terutama kepada atlet yang
memiliki karakteristik singkat tetapi membutukan eksplosivitas tinggi dan beban
hampir maksimal seperti atlet angkat besi. Di sisi lain, tingkat kelelahan yang
berlebihan dan berlarut-larut akan berdampak pada peningkatan risiko cedera pada
atlet. Cedera merupakan hal yang paling dihindari oleh para atlet, termasuk atlet
angkat besi. Cedera dapat berdampak pada penurunan performa dan karir atlet
dalam mencapai puncak prestasi. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis
efektivitas kayu manis terhadap percepatan proses pemulihan atlet dengan indikator
Creatine Kinase (CK), C-Reactive Protein (CRP), kadar asam laktat serta indikator
penunjang lain seperti komposisi tubuh dan tes performa.
Desain penelitian yang digunakan adalah two way crossover dengan perlakuan
masing-masing kelompok selama 8 minggu. Subjek penelitian terdiri dari 37 atlet
dengan rerata usia 24,8 ± 4,2 tahun, lama latihan 15,5 ± 2,4 tahun, tinggi badan
149,9 ± 2,1 cm, dan berat badan 64,4 ± 5,2 kg. Kriteria pemilihan subjek
diantaranya adalah merupakan atlet angkat besi yang memiliki pengalaman berlatih
minimal satu tahun dan pernah mengikuti kejuaraan angkat besi tingkat nasional.
Variabel penelitian yang diukur dalam penelitian ini adalah pemulihan yang
diperlihatkan dengan kadar CK, CRP dan laktat, adapun variabel performa diukur
melalui simulasi pertandingan clean and jerk dan snatch, dan variabel komposisi
tubuh diukur dengan lean mass, fat mass, dan fat free mass.
Hasil penelitian pada kelompok kayu manis menunjukkan bahwa terjadi percepatan
proses pemulihan yang ditunjukkan dengan adanya penurunan yang signifikan pada
CK, CRP dan laktat subjek jika dibandingkan dengan kelompok plasebo. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil group x time p 0,005, yang menunjukan bermakna
signifikansi terhadap efektivitas percepatan proses pemulihan.
Hasil penelitian pada variabel performa yang diukur dari clean and jerk dan snatch
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kayu
manis dan kelompok plasebo, yang ditunjukkan dengan hasil penghitungan group
x time masing-masing sebesar 0,708 dan 0,875.
Hasil lainnya pada variabel komposisi tubuh menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelmpok kayu manis dan placebo terhadap lean mass, fat
mass, dan total mass dengan masing-masing group x time sebesar 0,174, 0,474, dan
0,116.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kayu manis berdampak
signifikan dan efektif mempercepatan proses pemulihan, tetapi tidak efektif dalam
meningkatkan performa dan perbaikan komposisi tubuh. Untuk penelitian
selanjutnya dapat dilakukan pengujian kepada cabang olahraga dengan karateristik
aerobik untuk melengkapi pengujian pada karakterstik fisiologi cabang olahraga
lainnya.