digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kayu manis diketahui dapat meningkatkan percepatan pemulihan tingkat kelelahan, akan tetapi pengujian terhadap atlet masih terbatas, terutama kepada atlet yang memiliki karakteristik singkat tetapi membutukan eksplosivitas tinggi dan beban hampir maksimal seperti atlet angkat besi. Di sisi lain, tingkat kelelahan yang berlebihan dan berlarut-larut akan berdampak pada peningkatan risiko cedera pada atlet. Cedera merupakan hal yang paling dihindari oleh para atlet, termasuk atlet angkat besi. Cedera dapat berdampak pada penurunan performa dan karir atlet dalam mencapai puncak prestasi. Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis efektivitas kayu manis terhadap percepatan proses pemulihan atlet dengan indikator Creatine Kinase (CK), C-Reactive Protein (CRP), kadar asam laktat serta indikator penunjang lain seperti komposisi tubuh dan tes performa. Desain penelitian yang digunakan adalah two way crossover dengan perlakuan masing-masing kelompok selama 8 minggu. Subjek penelitian terdiri dari 37 atlet dengan rerata usia 24,8 ± 4,2 tahun, lama latihan 15,5 ± 2,4 tahun, tinggi badan 149,9 ± 2,1 cm, dan berat badan 64,4 ± 5,2 kg. Kriteria pemilihan subjek diantaranya adalah merupakan atlet angkat besi yang memiliki pengalaman berlatih minimal satu tahun dan pernah mengikuti kejuaraan angkat besi tingkat nasional. Variabel penelitian yang diukur dalam penelitian ini adalah pemulihan yang diperlihatkan dengan kadar CK, CRP dan laktat, adapun variabel performa diukur melalui simulasi pertandingan clean and jerk dan snatch, dan variabel komposisi tubuh diukur dengan lean mass, fat mass, dan fat free mass. Hasil penelitian pada kelompok kayu manis menunjukkan bahwa terjadi percepatan proses pemulihan yang ditunjukkan dengan adanya penurunan yang signifikan pada CK, CRP dan laktat subjek jika dibandingkan dengan kelompok plasebo. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil group x time p 0,005, yang menunjukan bermakna signifikansi terhadap efektivitas percepatan proses pemulihan. Hasil penelitian pada variabel performa yang diukur dari clean and jerk dan snatch menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kayu manis dan kelompok plasebo, yang ditunjukkan dengan hasil penghitungan group x time masing-masing sebesar 0,708 dan 0,875. Hasil lainnya pada variabel komposisi tubuh menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelmpok kayu manis dan placebo terhadap lean mass, fat mass, dan total mass dengan masing-masing group x time sebesar 0,174, 0,474, dan 0,116. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kayu manis berdampak signifikan dan efektif mempercepatan proses pemulihan, tetapi tidak efektif dalam meningkatkan performa dan perbaikan komposisi tubuh. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengujian kepada cabang olahraga dengan karateristik aerobik untuk melengkapi pengujian pada karakterstik fisiologi cabang olahraga lainnya.