Meningkatnya pembangunan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, tetapi
juga banyak memberi dampak yang buruk bagi lingkungan terutama di aspek kuantitas
Ruang Terbuka Hijau. Kota Banda Aceh yang merupakan ibukota Provinsi Aceh
memiliki jumlah penduduk 257,64 ribu dari luas kota Banda Aceh 61,36 km².
Pendekatan penelitian dilakukan dengan campuran atau mixed method yang
merupakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif dan metode analisis SupplyDemand (Gap) yang bertujuan untuk menghitung ketersediaan (supply) dan kebutuhan
(demand) RTH pada kondisi eksisting untuk mendukung kebutuhan masyarakat serta
pembangunan perkotaan.
Dari hasil analisis didapatkan Perhitungan kebutuhan RTH publik berdasarkan luas
wilayah dengan kondisi saat ini di Kota Banda Aceh memperlihatkan bahwa secara
keseluruhan total RTH publik Kota Banda Aceh saat ini seluas 845,43 ha atau 14,33%
dari total luas kota Banda Aceh yakni 6,136,00 ha. Luas eksisting RTH Publik tersebut
masih belum memenuhi luas minimum yaitu 389,17 atau 6,3%. Menurut jumlah
penduduk 10 tahun kedepan dapat dilihat bahwa dengan jumlah penduduk pada tahun
2032 dengan jumlah penduduk 309.162 Kota Banda Aceh membutuhkan RTH seluas
618.324 Ha. Setelah hasil perhitungan, dapat dirumuskan strategi penyediaan RTH di
Kota Banda Aceh menghasilkan 4 strategi prioritas untuk penyediaan RTH publik di
Kota Banda Aceh. Strategi yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan pengadaan
lahan untuk RTH 88 publik Kota Banda Aceh melalui kerjasama antara pemerintah,
pihak swasta dan masyarakat serta pengendalian RTH publik yang sudah tersedia.