COVER Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Muhamad Bahrul Ulum
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh curah hujan dan kecepatan angin
akibat Cross-Equatorial Northerly Surge (CENS) terhadap pola konsentrasi
Particulate Matter 2.5 (PM2.5) di wilayah Jakarta dan Bandung pada periode
Desember 2021–Februari 2022. CENS merupakan fenomena meteorologis yang
ditandai dengan aliran angin permukaan yang kuat melintasi ekuator dari Laut Cina
Selatan. CENS memiliki hubungan erat dengan peningkatan curah hujan dan
kecepatan angin di sebagian wilayah Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data PM2.5 yang diukur secara langsung oleh 17 sensor
yang dimiliki oleh PT. Nafas di Jakarta dan Bandung. Data curah hujan diperoleh
dari Global Precipitation Measurement (GPM) dengan resolusi spasial 10 km × 10
km dan resolusi temporal per jam. Data kecepatan angin diperoleh dari Automatic
Weather Station (AWS) di Tanjung Priok, Jakarta, dan Stageof Bandung dan data
reanalisis iklim ERA5. Metode penelitian ini dilakukan dengan identifikasi
kejadian CENS dilakukan menggunakan data ERA5 variabel angin meridional.
Komposit rata-rata curah hujan, konsentrasi PM2.5, dan kecepatan angin saat CENS
dan nonCENS dianalisis untuk mengetahui pola-pola yang terjadi. Kemudian, dari
pola-pola tersebut dianalisis bagaimana karakteristik dan hubungan antara ketiga
variabel.
Hasil analisis menunjukkan perbedaan pola curah hujan saat terjadi CENS di
Jakarta dan Bandung. Di Jakarta, curah hujan cenderung terjadi pada malam hingga
dini hari, dengan puncak intensitas curah hujan saat siang hari, sore hingga malam
hari, dan dini hari. Sedangkan di Bandung, curah hujan menurun pada sore hari
dengan puncak intensitas curah hujan pada sore hari. Selain itu, kecepatan angin
juga mengalami peningkatan saat terjadi CENS di kedua lokasi. Peningkatan ini
terjadi pada semua waktu, mulai dari pagi hingga malam hari, dengan pergeseran
puncak kecepatan angin di Jakarta saat terjadi CENS. Dalam hal konsentrasi PM2.5
menunjukkan bahwa CENS berdampak pada perubahan konsentrasi PM2.5 di kedua
wilayah tersebut. Penurunan konsentrasi PM2.5 terjadi saat terjadi CENS, namun
pola perubahan konsentrasi tersebut berbeda antara Jakarta dan Bandung. Di
Jakarta, konsentrasi PM2.5 cenderung menurun pada malam hingga dini hari,
sedangkan di Bandung, konsentrasi PM2.5 mengalami peningkatan pada siang
hingga sore hari.