digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nadia Nafarisa Kamila
PUBLIC Irwan Sofiyan

Ekosistem sungai beserta ripariannya merupakan modal alam yang memiliki peran strategis dalam memberikan jasa lingkungan bagi kehidupan. Pengelolaan yang berkelanjutan menjadi langkah mutlak untuk tetap menjamin kualitas fungsi ekologis sungai, salah satunya dalam pemanfaatan kawasan untuk kegiatan wisata. Potensi ekowisata berbasis sungai di Kabupaten Sumedang memiliki daya tarik yang tinggi, terutama di Desa Citengah yang merupakan bagian hulu dari Sungai Cihonje. Namun, wilayah ini juga rentan terhadap bencana longsor dan banjir bandang yang telah menyebabkan kerugian ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu, daya saing ekowisata yang rendah terjadi karena kurangnya kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam pengelolaan ekowisata. Oleh karena itu, diperlukan suatu model optimasi yang mengintegrasikan aspek ekologi, sosial, ekonomi, dan budaya untuk pengelolaan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menilai kesesuaian dan daya dukung kawasan ekowisata berbasis sungai; (2) menganalisis tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder yang berperan dalam pengelolaan ekowisata; (3) menentukan efektivitas daya saing ekowisata; dan (4) membuat model optimasi pengelolaan ekowisata berbasis sungai berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di lima objek wisata yang terletak sepanjang Sungai Cihonje yaitu Curug Gorobog, Nabawadatala, Sapatapaan, Kampung Karuhun, dan Puteri River Inn. Penilaian kondisi ekologis dianalisis secara spasial dan observasi lapangan mencakup penilaian kesesuaian ekowisata berdasarkan kualitas vegetasi, tingkat kerawanan bencana, dan kondisi biofisik sungai. Daya dukung dianalisis menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk ekowisata. Penilaian kondisi sosial ekonomi dan budaya didekati dengan analisis tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder, serta analisis daya saing ekowisata berbasis sungai. Pemodelan optimasi dibuat menggunakan sistem dinamik Powersim Studio 10. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks kesesuaian wisata untuk Curug Gorobog termasuk kategori sangat sesuai (85%) dengan daya dukung 245 orang/hari; Nabawadatala memperoleh kategori sesuai bersyarat (58,75%) dengan daya dukung 350 orang/hari; Sapatapaan, Kampung Karuhun, dan Puteri River Inn termasuk kategori sesuai dengan nilai masing-masing 76,25% (237 orang/hari), 70% (737 orang/hari), dan 65% (232 orang/hari). Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan ekowisata berbasis sungai di Kab. Sumedang terdiri atas pengelola ekowisata, Pemerintah Desa Citengah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Disparbudpora (Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga) Kabupaten Sumedang, perusahaan media, masyarakat lokal, dan wisatawan. Hasil analisis pemetaan menunjukkan bahwa stakeholder yang terlibat belum sepenuhnya berperan sesuai dengan posisinya ditunjukkan dengan pola partisipasi relatif masih rendah sehingga belum terbangun koordinasi yang baik antara satu dengan lainnya. Daya saing ekowisata di Kabupaten Sumedang masih lemah ditandai dengan indeks sebesar 2,95 dari nilai maksimal 7. Berdasarkan hasil analisis skala multidimensional, faktor yang paling signifikan dalam menentukan daya saing ekowisata di wilayah ini adalah nilai daya beli, akomodasi penginapan, dan keberlanjutan lingkungan. Model optimasi untuk keberlanjutan ekowisata berbasis sungai mampu meningkatkan keberlanjutan ekowisata. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan strategi pengelolaan sebagai berikut: (1) rehabilitasi kawasan sempadan sungai; (2) optimalisasi program Destana (Desa Tangguh Bencana); (3) pengendalian jumlah kunjungan sesuai DDK; (4) pengemasan paket perjalanan wisata; (5) pelatihan dan pendampingan tenaga kerja wisata; (6) peningkatan keterlibatan masyarakat; (7) optimalisasi pola kemitraan antar stakeholder; (8) peningkatan promosi wisata; (9) peningkatan alokasi anggaran pemerintah; (10) peningkatan kualitas infrastruktur; dan (11) meningkatkan upaya pelestarian budaya. Penerapan strategi ini akan meningkatkan keberlanjutan ekowisata sebesar 20% dalam waktu 5 tahun.