Permasalahan pada proyek Pelabuhan Sanur disebabkan oleh perbedaan elevasi 2 meter antara
pengukuran awal dan kondisi lapangan, yang dapat mengakibatkan penambahan volume
pekerjaan breakwater. Kontrak yang digunakan di proyek ini adalah lump sum fixed price,
sehingga penambahan biaya tidak dimungkinkan. Melalui kontrak design and build, KSO
pelaksana proyek dapat menetapkan desain ulang breakwater dengan memperhatikan pengaruh
dan kepentingan para stakeholder yang terlibat tanpa perlu adendum biaya kontrak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan terhadap alternatif desain
breakwater yang paling optimal sesuai kondisi proyek berdasarkan bobot stakeholder dan
bobot kriteria yang diharapkan. Metode yang digunakan adalah diskusi kelompok terarah untuk
menganalisis pengaruh dan kepentingan stakeholder sesuai dengan pemetaan stakeholder, serta
survei kuesioner terbuka untuk mendapatkan kriteria desain dari sudut pandang masing-masing
stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 stakeholder yang terlibat, terbagi
menjadi stakeholder internal yang berfokus pada aspek strategis dan teknis, serta stakeholder
eksternal yang berfokus pada dampak konstruksi. Bobot stakeholder yang tidak egaliter
menunjukkan bahwa Pemilik Proyek (45,67%), Pelaksana Proyek (25,67%), dan Konsultan
MK (15,66%) memiliki pengaruh terbesar, sementara Pemerintah Setempat (9%) dan
Masyarakat Terdampak (4%) memiliki pengaruh yang lebih rendah. Dari 16 kriteria desain
breakwater yang teridentifikasi, bobot tertinggi adalah Fungsionalitas (13,76%), Dampak
Lingkungan (13,76%), dan Mutu Pekerjaan (11,01%). Pengambilan keputusan terhadap desain
breakwater dilakukan melalui model hirarki dengan mempertimbangkan bobot stakeholder
dan kriteria dengan hasil diperoleh bahwa BPPT Lock (skor 4,1326) merupakan alternaitf
desain breakwater yang paling optimal, mengungguli alternatif lain seperti Tetrapod, Dolos,
dan Batu. Penelitian ini dapat terus dikembangkan dengan membandingkan metode multikriteria
yang lebih beragam dan pendalaman aspek sosial-budaya, terutama terkait masyarakat
adat di Sanur, Bali.