Ketatnya pasar semen serta harga energy yang tinggi menjadi tantangan
tersendiri bagi kelangsungan industry semen di Indonesia. PT. Semen Indonesia
Tbk, sebagai pemimpin pasar juga mengalami kondisi yang sulit dan dituntut
untuk bisa melakukan efisiensi pada operasinya. Berdasarkan laporan keuangan
terakhir tertanggal 10 Maret 2022, pendapatan operasi PT. Semen Indonesia
Tbk. terus mengalami penurunan. Setelah meningkat di tahun 2019, terjadi
penurunan yang konstan hingga akhir Desember 2022. Harga saham SMGR juga
mengalami penurunan hingga 55% dalam 3 tahun terakhir. Konsolidasi yang di
lakukan PT. Semen Indonesia Tbk dengan mengakusisi 75% saham PT. Semen
Baturaja pada tanggal 27 Desember 2022 di harapkan dapat menghasilkan
sinergi dan memperbaiki kinerja perusahaan ke depan.
Tesis ini bertujuan untuk melakukan penelitian nilai intrinsik PT. Semen
Indonesia Tbk (SMGR) berdasarkan laporan keuangan tahun 2022. Metoda
valuasi yang di pakai dalam studi ini adalah metoda discounted cash flow dan
market multiple. Berbagai asumsi akan di gunakan dalam studi ini berdasarkan
kondisi market saat ini dan perkiraan ke depan. Hasil akhir dari perhitungan
berupa nilai intsriksi emiten SMGR yang dapat digunakan oleh investor dan
pemegang saham dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menahan atau
menjual emiten SMGR.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, nilai intrinsik emiten
SMGR adalah sebesar Rp 8,796 dengan kisaran Rp 6,663 hingga Rp 9,935
berdasarkan metode market multiple, yang berarti harga pasar saat ini Rp 5,950
sedang berda pada posisi undervalued. Disarankan bagi investor dan pemegang
saham untuk membeli dan berinvestasi lebih banyak di SMGR dengan potensi
kenaikan hingga 48%. Dengan mempertimbangkan kinerja fundamental, investor
dapat menggunakan analisa teknikal dalam menentukan waktu terbaik untuk
memasuki pasar.