Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah unit kerja non-eselon yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan yang
melaksanakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di Bidang
Pendidikan, dengan fokus pemberian beasiswa program magister dan doktoral.
tingkat dalam negeri dan luar negeri, juga dalam banyak program pendanaan
penelitian terafiliasi. Pengaruh pemberian beasiswa dan dana penelitian
menghasilkan output yang luar biasa bagi negara. Hal tersebut berhasil
meningkatkan taraf kualitas pendidikan masyarakat Indonesia, juga Indeks
Pembangunan Manusia Indonesia.
Komisi XI DPR RI mengingatkan LPDP dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)
bahwa terdapat potensi defisit anggaran pendapatan dan belanja tahun 2023 yang
diproyeksikan mencapai Rp 2 triliun. Dalam lima tahun terakhir dari tahun 2018
hingga 2022, terlihat adanya tren penurunan pencapaian KPI atas realisasi hasil
investasi. Untuk tahun anggaran 2018 tercapai sebesar 6,59 persen, pada tahun
2019 meningkat sebesar 7,82 persen. Pada tahun 2020 pencapaiannya menurun
sebesar 7,65 persen, yang terus menurun pada tahun anggaran 2021 sebesar 5,64
persen, dan pada tahun 2022 sebesar 5,65 persen. Dengan besarnya akumulasi
dana kelolaan pada tahun anggaran 2023, LPDP memiliki peluang yang sangat
besar untuk memaksimalkan hasil investasi dan memberikan kesempatan yang
sama bagi seluruh warga negara Indonesia untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Markowitz Modern Portfolio Theory (MPT) digunakan untuk menyusun portofolio
saham yang optimal bagi LPDP. Portofolio saham yang diusulkan untuk
menemukan kombinasi antara saham dengan pertumbuhan tinggi yang memiliki
potensi peningkatan nilai dan saham dengan pembayaran dividen yang stabil yang
memberikan stabilitas pendapatan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan
pengembalian portofolio investasi secara keseluruhan sambil mempertimbangkan
toleransi risiko dan tujuan investasinya. Diversifikasi dilakukan dengan berinvestasi di berbagai perusahaan lintas sektor
dan kelas aset, untuk mengurangi paparan risiko aset tunggal. Portofolio investasi
optimal yang diusulkan memberikan LPDP alokasi aset yang terdiversifikasi,
terdiri dari porsi Deposito Berjangka 36,68%, Obligasi Pemerintah 34,10%,
Obligasi Korporasi 27,21%, dan Saham 2%, dalam bentuk Strategi Agresif,
Strategi Moderat, dan Strategi Bertahan. Pemilihan saham tersebut menghasilkan
lima komposisi saham terbaik dalam Strategi Moderat yang terdiri dari BBNI
20,17%, BJBR 19,54%, PTBA 20,15%, ADRO 19,67%, dan INDF 20,47%,
diproyeksikan dapat memberikan kontribusi return sebesar 6,60% dengan risiko
terendah sebesar 26,83% dari portofolio saham dan dapat menghasilkan
keuntungan portofolio investasi 7,15%.