roduksi Minyak dan Gas (O&G) sangat penting bagi perekonomian Indonesia,
dan Perusahaan XYZ secara aktif terlibat dalam eksplorasi dan produksi O&G di
tiga bidang operasional. Produksi O&G mencakup sejumlah proses penting,
termasuk eksplorasi, pengeboran, operasi harian, dan pengadaan. Prosedur
kontrak dan pengadaan yang efektif sangat penting untuk memastikan akses yang
tepat waktu terhadap peralatan, layanan, dan material, meminimalkan biaya,
penundaan, dan risiko, serta menjaga kualitas. Pengadaan O&G melibatkan
berbagai tanggung jawab, seperti pengadaan rig pengeboran, peralatan, layanan
seismik, transportasi, dan barang-barang lain seperti pipa dan katup. Penundaan
proyek, peningkatan biaya, profitabilitas yang lebih rendah, dan dampak negatif
terhadap reputasi organisasi dapat diakibatkan oleh perencanaan yang tidak
memadai dalam proses ini. Untuk mendukung kegiatan produksi O&G dan
mencapai keunggulan operasional, strategi kontrak dan pengadaan yang efektif
dan kuat harus diterapkan.
Penelitian ini mengidentifikasi masalah variasi dan redundansi yang ada dalam
proses pemberian kontrak perusahaan dalam proses kontrak dan pengadaan, yang
dapat menyebabkan hilangnya pendapatan karena penundaan produksi minyak dan
gas. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini mengusulkan strategi
perbaikan dengan menggunakan prinsip-prinsip Lean Six Sigma dengan
metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai
kerangka kerja dasar. Pada fase Define, kondisi saat ini dari proses pemberian
kontrak di Perusahaan XYZ diidentifikasi dengan membuat peta proses, menyoroti
pemangku kepentingan yang terlibat dan alur kegiatan. Fase Measure
mengevaluasi kinerja persetujuan perutean kontrak internal, yang
mengindikasikan adanya variasi waktu penyelesaian dokumen IRS (Internal
Routing Slip). Analisis akar masalah pada fase Analyze mengidentifikasi
kurangnya digitalisasi, tidak adanya sistem kontrol dan pemantauan kontrak,
proses yang memakan waktu, dan proses perutean yang rumit sebagai faktor utama
yang berkontribusi terhadap redundansi.
Berdasarkan temuan-temuan ini, dua solusi yang diusulkan direkomendasikan
pada fase Improve, yaitu menerapkan sistem pengadaan elektronik, dan
merampingkan proses perutean persetujuan kontrak. Solusi-solusi ini berupaya
meningkatkan efisiensi, koordinasi, dan pengambilan keputusan, yang pada
akhirnya meningkatkan proses pemberian kontrak, mengurangi penundaan, dan
meningkatkan efektivitas operasional dan profitabilitas Perusahaan XYZ. Fase
Kontrol memastikan implementasi dan keberlanjutan solusi yang diusulkan dan
membutuhkan tinjauan bulanan secara teratur untuk memutuskan apakah rencana
kontrol efektif atau memerlukan perbaikan.