digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

roduksi Minyak dan Gas (O&G) sangat penting bagi perekonomian Indonesia, dan Perusahaan XYZ secara aktif terlibat dalam eksplorasi dan produksi O&G di tiga bidang operasional. Produksi O&G mencakup sejumlah proses penting, termasuk eksplorasi, pengeboran, operasi harian, dan pengadaan. Prosedur kontrak dan pengadaan yang efektif sangat penting untuk memastikan akses yang tepat waktu terhadap peralatan, layanan, dan material, meminimalkan biaya, penundaan, dan risiko, serta menjaga kualitas. Pengadaan O&G melibatkan berbagai tanggung jawab, seperti pengadaan rig pengeboran, peralatan, layanan seismik, transportasi, dan barang-barang lain seperti pipa dan katup. Penundaan proyek, peningkatan biaya, profitabilitas yang lebih rendah, dan dampak negatif terhadap reputasi organisasi dapat diakibatkan oleh perencanaan yang tidak memadai dalam proses ini. Untuk mendukung kegiatan produksi O&G dan mencapai keunggulan operasional, strategi kontrak dan pengadaan yang efektif dan kuat harus diterapkan. Penelitian ini mengidentifikasi masalah variasi dan redundansi yang ada dalam proses pemberian kontrak perusahaan dalam proses kontrak dan pengadaan, yang dapat menyebabkan hilangnya pendapatan karena penundaan produksi minyak dan gas. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini mengusulkan strategi perbaikan dengan menggunakan prinsip-prinsip Lean Six Sigma dengan metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai kerangka kerja dasar. Pada fase Define, kondisi saat ini dari proses pemberian kontrak di Perusahaan XYZ diidentifikasi dengan membuat peta proses, menyoroti pemangku kepentingan yang terlibat dan alur kegiatan. Fase Measure mengevaluasi kinerja persetujuan perutean kontrak internal, yang mengindikasikan adanya variasi waktu penyelesaian dokumen IRS (Internal Routing Slip). Analisis akar masalah pada fase Analyze mengidentifikasi kurangnya digitalisasi, tidak adanya sistem kontrol dan pemantauan kontrak, proses yang memakan waktu, dan proses perutean yang rumit sebagai faktor utama yang berkontribusi terhadap redundansi. Berdasarkan temuan-temuan ini, dua solusi yang diusulkan direkomendasikan pada fase Improve, yaitu menerapkan sistem pengadaan elektronik, dan merampingkan proses perutean persetujuan kontrak. Solusi-solusi ini berupaya meningkatkan efisiensi, koordinasi, dan pengambilan keputusan, yang pada akhirnya meningkatkan proses pemberian kontrak, mengurangi penundaan, dan meningkatkan efektivitas operasional dan profitabilitas Perusahaan XYZ. Fase Kontrol memastikan implementasi dan keberlanjutan solusi yang diusulkan dan membutuhkan tinjauan bulanan secara teratur untuk memutuskan apakah rencana kontrol efektif atau memerlukan perbaikan.