digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Luthfia Rizky Siswanda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PT Duta Logam adalah salah satu perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang fabrikasi dan manufaktur perakitan lembar logam dengan sistem produksi job shop. PT Duta Logam berkeinginan untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi pada proses bisnisnya. Akan tetapi, perusahaan tersebut memiliki masalah karena tingkat ketepatan waktu pengiriman kepada pelanggan belum mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena Divisi Production Planning and Inventory Control (PPIC), yang bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan penjadwalan produksi untuk memenuhi pesanan pelanggan, masih melakukan aktivitas yang termasuk ke dalam pemborosan dan tidak bernilai tambah. Namun, perusahaan kesulitan dalam menentukan keseluruhan aktivitas tersebut karena perusahaan belum memiliki alat untuk mengukur tingkat efisiensi proses bisnis. Selain itu, proses bisnis pada Divisi PPIC juga belum terdefinisi dan terdokumentasi dengan jelas sehingga menyulitkan pengidentifikasian akar masalah dan pengambilan keputusan perbaikan proses bisnis. Oleh karena itu, dibutuhkan pemetaan dan perbaikan proses bisnis pada Divisi PPIC yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses bisnisnya. Perbaikan proses bisnis dilakukan menggunakan metodologi model-based and integrated process improvement. Dilakukan pemahaman proses bisnis existing dengan menyusun process profile. Pemetaan proses bisnis dilakukan dengan menggunakan process classification framework, cross-functional flowchart, dan diagram IDEF0 untuk menvisualisasikan proses bisnis dari Divisi PPIC. Kemudian dilakukan penentuan efisiensi proses bisnis dengan Value-Added Assessment (VAA) yang menemukan bahwa proses bisnis existing terdiri dari 22,55% aktivitas value-added, 23,53% aktivitas business-value added, dan 53,92% aktivitas non- value added. Selanjutnya, dilakukan penentuan proporsi aktivitas yang dilakukan oleh Divisi PPIC dengan menggunakan multi-moment analysis yang dipadukan dengan diagram Pareto sehingga menghasilkan 15 proses bisnis kritis yang harus dianalisis lebih lanjut. Proses bisnis kritis tersebut dievaluasi dengan menggunakan analisis nilai tambah dan analisis pemborosan untuk mengidentifikasi masalah yang dapat menjadi peluang perbaikan. Ditentukan akar dari permasalahan tersebut dengan cause-and-effect diagram sebagai input dari tindakan perbaikan proses bisnis berdasarkan teknik ESIA. Hasil rancangan perbaikan proses bisnis kemudian dipetakan kembali dengan metode serupa dengan pemetaan proses bisnis existing. Rancangan usulan perbaikan proses bisnis Divisi PPIC PT Duta Logam menghasilkan proses yang lebih ramping, dengan 68 aktivitas, menurun dari 102 aktivitas pada proses bisnis existing. Berdasarkan VAA dan perhitungan biaya pekerja, proses bisnis usulan diidentifikasi memiliki efisiensi lebih baik dengan 35,92% aktivitas bersifat value-added, 44,12% aktivitas bersifat business-value added, dan 20,59% aktivitas bersifat non-value added serta pengurangan biaya pekerja/hari sebesar 43,37%. Perbaikan proses bisnis tersebut menghasilkan 10 usulan perbaikan dalam bentuk project charter.