ABSTRAK Luthfia Rizky Siswanda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Duta Logam adalah salah satu perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia
yang bergerak di bidang fabrikasi dan manufaktur perakitan lembar logam dengan
sistem produksi job shop. PT Duta Logam berkeinginan untuk meningkatkan daya
saingnya melalui peningkatan efisiensi pada proses bisnisnya. Akan tetapi,
perusahaan tersebut memiliki masalah karena tingkat ketepatan waktu pengiriman
kepada pelanggan belum mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan. Hal ini
terjadi karena Divisi Production Planning and Inventory Control (PPIC), yang
bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan dan penjadwalan produksi untuk
memenuhi pesanan pelanggan, masih melakukan aktivitas yang termasuk ke dalam
pemborosan dan tidak bernilai tambah. Namun, perusahaan kesulitan dalam
menentukan keseluruhan aktivitas tersebut karena perusahaan belum memiliki alat
untuk mengukur tingkat efisiensi proses bisnis. Selain itu, proses bisnis pada Divisi
PPIC juga belum terdefinisi dan terdokumentasi dengan jelas sehingga menyulitkan
pengidentifikasian akar masalah dan pengambilan keputusan perbaikan proses
bisnis. Oleh karena itu, dibutuhkan pemetaan dan perbaikan proses bisnis pada
Divisi PPIC yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses bisnisnya.
Perbaikan proses bisnis dilakukan menggunakan metodologi model-based and
integrated process improvement. Dilakukan pemahaman proses bisnis existing
dengan menyusun process profile. Pemetaan proses bisnis dilakukan dengan
menggunakan process classification framework, cross-functional flowchart, dan
diagram IDEF0 untuk menvisualisasikan proses bisnis dari Divisi PPIC. Kemudian
dilakukan penentuan efisiensi proses bisnis dengan Value-Added Assessment
(VAA) yang menemukan bahwa proses bisnis existing terdiri dari 22,55% aktivitas
value-added, 23,53% aktivitas business-value added, dan 53,92% aktivitas non-
value added. Selanjutnya, dilakukan penentuan proporsi aktivitas yang dilakukan
oleh Divisi PPIC dengan menggunakan multi-moment analysis yang dipadukan
dengan diagram Pareto sehingga menghasilkan 15 proses bisnis kritis yang harus
dianalisis lebih lanjut. Proses bisnis kritis tersebut dievaluasi dengan menggunakan
analisis nilai tambah dan analisis pemborosan untuk mengidentifikasi masalah yang
dapat menjadi peluang perbaikan. Ditentukan akar dari permasalahan tersebut
dengan cause-and-effect diagram sebagai input dari tindakan perbaikan proses
bisnis berdasarkan teknik ESIA. Hasil rancangan perbaikan proses bisnis kemudian
dipetakan kembali dengan metode serupa dengan pemetaan proses bisnis existing.
Rancangan usulan perbaikan proses bisnis Divisi PPIC PT Duta Logam
menghasilkan proses yang lebih ramping, dengan 68 aktivitas, menurun dari 102
aktivitas pada proses bisnis existing. Berdasarkan VAA dan perhitungan biaya
pekerja, proses bisnis usulan diidentifikasi memiliki efisiensi lebih baik dengan
35,92% aktivitas bersifat value-added, 44,12% aktivitas bersifat business-value
added, dan 20,59% aktivitas bersifat non-value added serta pengurangan biaya
pekerja/hari sebesar 43,37%. Perbaikan proses bisnis tersebut menghasilkan 10
usulan perbaikan dalam bentuk project charter.