digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Komang Bayu Arya Putrawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam menangani permasalahan kekurangan vitamin A, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah pembuatan minyak goreng berkadar beta karoten tinggi dari CPO (Crude Palm Oil. Beta karoten merupakan provitamin A yang dikonversi menjadi vitamin A oleh tubuh. Pada proses pembuatan minyak goreng, beta karoten yang terkandung dalam CPO terdegradasi karena tahap bleaching dan deodoriasi. Kedua tahap ini memiliki tujuan untuk mengurangi kandungan Asam Lemak Bebas (ALB) yang dapat mempengaruhi kualitas minyak. Selain tahapan ini, ada metode alternatif yaitu reaksi gliserolisis yang selama ini digunakan sebagai pre-treatment minyak dalam pembuatan biodiesel. Proses ini menurunkan kadar ALB dalam CPO dengan mereaksikan gliserin dan asam lemak bebas untuk membentuk trigliserida. Metode ini terbukti dapat menurunkan kadar ALB dan menjaga kualitas beta karoten dalam CPO. Metode ini dilakukan menggunakan katalis basa yang dipoerasikan pada suhu operasi yang rendah, dan waktu reaksi yang cukup singkat sehingga beta karoten tidak mengalami degradasi. Namun, metode gliserolisis ini belum banyak digunakan dalam pemrosesan CPO menjadi minyak goreng. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi operasi serta karakteristik minyak Refined Red Palm Oil (RRPO) yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan karakteristik minyak goreng yang optimal, proses dengan kecepatan pengadukan ? 250 rpm, rasio massa gliserin terhadap ALB sebesar 4:1, dan konsentrasi katalis sebesar 1% w/w menghasilkan konversi penurunan ALB sebesar 89,61% dengan kadar ALB akhir sebesar 0,75%. Sedangkan, untuk kecepatan pengadukan ? 750 rpm, rasio massa gliserin terhadap ALB sebesar 3:1, dan konsentrasi katalis sebesar 0,5% w/w menghasilkan penurunan beta karoten yang minimal yaitu sebesar 16,78% dengan kadar akhir beta karoten sebesar 581,09 ppm. Meskipun metode gliserolisis belum mencapai kadar ALB yang sesuai dengan SNI, metode ini efektif dalam menurunkan kadar ALB dan menjaga kadar betakaroten dalam RRPO yang dihasilkan.