digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Amanda Pasa Kencana
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Rumah tangga di Kabupaten Cianjur (86,62 persen) menggunakan air tanah sebagai sumber air minum, mandi, cuci, kakus, dan irigasi kebun. Harga jual air bersih dalam hal ini air tanah yang semakin tahun semakin meningkat, maka penelitian distribusi air tanah melalui persebaran keadaan zona imbuhan dan perkiraan debitnya menjadi penting untuk dikaji. Penentuan zona imbuhan air tanah diperoleh dengan menerapkan analisis geospasial menggunakan metode pengharkatan (scoring) dari parameter kelulusan batuan, curah hujan, jenis tanah, dan kemiringan lereng. Setelah diperoleh zona imbuhan air tanah, dilakukan perhitungan evapotranspirasi dan neraca air untuk memperoleh perkiraan debit air tanah. Pada penelitian ini juga dilakukan klasifikasi iklim, penentuan onset monsun, dan perhitungan periode ulang curah hujan untuk mengetahui distribusi curah hujan di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan metode pengharkatan (scoring) diperoleh luas zona imbuhan air tanah di Kabupaten Cianjur sebesar 137,07 km2 dan zona lepasan air tanah dengan luas 1669,62 km2. Curah hujan yang jatuh pada zona imbuhan sangat bergantung kepada awal musim hujan, dalam hal ini terjadi pada dasarian II November pada tiga titik zona imbuhan (Kecamatan Sukaresmi, Bojong Picung, dan Pagelaran), sedangkan onset monsun terdeteksi pada dasarian I–II September atau delay satu bulan sebelum musim hujan terjadi karena wilayah ini memerlukan kapasitas panas akibat laut dan hutan tropis. Dari hasil rekapitulasi curah hujan di Kabupaten Cianjur dengan menggunakan metode Oldeman maka wilayah ini terbagi menjadi tiga zona agroklimat yaitu B1, C1, dan C2. Sementara itu, pemetaan distribusi hujan maksimum terjadi di pesisir pantai hal ini dapat diakibatkan karena tingginya evaporasi yang terjadi di pantai dari air laut, juga perbedaan suhu udara antara daratan dengan lautan menyebabkan terjadi pengangkatan udara (konvergensi termal) di sekitar pesisir pantai. Sementara di bagian barat laut wilayah kajian terdapat Gunung Gede yang membuat pengangkatan udara secara orografi, dengan demikian membuat nilai infiltrasi yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap perolehan nilai kandungan air tanah.