ABSTRAK Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati COVER Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati BAB 1 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati BAB 2 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati BAB 3 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati BAB 4 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati BAB 5 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati PUSTAKA Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Semakin pesatnya bidang
industri saat ini menyebabkan limbah industri yang dihasilkan pun semakin banyak dan
dapat mencemari air bersih. Sukaregang merupakan daerah industri penyamakan kulit.
Daerah Industri, baik secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan limbah yang
dapat mengganggu kestabilan lingkungan dan ketersediaan air bersih. Keterbatasan sarana
dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah industri di daerah ini mengakibatkan
kurangnya pengolahan limbah secara optimal, sehingga limbah yang kurang
pengolahannya tersebut dapat merembes dan mencemari area sekitar. Proses rembesan
limbah terjadi di bawah permukaan tanah sehingga sulit teramati. Identifikasi rembesan
limbah di bawah permukaan tanah ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik
tahanan jenis konfigurasi Wenner, bulir magnetik tanah dan menggunakan metode
pengukuran sampel air secara in situ. Pengambilan data resistivitas dilakukan di sekitar
sungai Ciwalen Garut Jawa Barat sebanyak 3 lintasan dengan jarak antar lintasannya 5
meter dan menggunakan 16 elektroda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
software Res2dinv serta interpretasi data didasarkan pada tabel resistivitas batuan, mineral
dan bahan kimia. Hasil sementara yang diperoleh berdasarkan metode geolistrik ditemukan
adanya rembesan air limbah yang menyusup pada 3 lintasan. Nilai resistivitas berdasarkan
hasil pengukuran bervariasi dari 0,1 hingga 181,9 ?m. Nilai tersebut berasosiasi dengan
batuan lempung dengan kepadatan yang berbeda. Pada ketiga lintasan terdapat anomali
resistivitas rendah kurang dari 8,61 ?m dan diduga merupakan bagian yang tercemar
rembesan limbah cair. Perkiraan area yang tercemar limbah pada ketiga lintasan yaitu pada
titik pengukuran ±10 sampai ±20 meter dengan kedalaman sekitar 0 – 10 meter.
Rendahnya nilai resistivitas bawah permukaan pada ketiga lintasan diperkirakan adanya
pencemaran oleh rembesan limbah cair yang memiliki resistivitas rendah. Berdasarkan
analisis sampel tanah menggunakan SEM-EDS terdapat bulir tanah yang berbentuk
oktahedral dan sherule menandakan tanah tersebut berupa hasil pelapukan batuan beku
area vulkanik yang sebagian tanahnya diduga akibat pengaruh sumber antropogenik.
Komposisi bulir berdasarkan EDS juga memperlihatkan kandungan Krom (Cr) yang
melebihi baku mutu, menandakan adanya rembesan limbah penyamakan kulit ke area
sekitar sungai Ciwalen. Analisis sampel air permukaan juga menunjukkan bahwa nilai
konduktivitas, TDS, dan pH paling tinggi pada area terdekat sekitar sungai dan berkurang
ke area titik sampel yang terjauh dari sungai.