digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

COVER Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 1 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 2 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 3 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 4 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 5 Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

PUSTAKA Sasqia Nurul Fauziah
PUBLIC Yati Rochayati

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Semakin pesatnya bidang industri saat ini menyebabkan limbah industri yang dihasilkan pun semakin banyak dan dapat mencemari air bersih. Sukaregang merupakan daerah industri penyamakan kulit. Daerah Industri, baik secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan limbah yang dapat mengganggu kestabilan lingkungan dan ketersediaan air bersih. Keterbatasan sarana dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah industri di daerah ini mengakibatkan kurangnya pengolahan limbah secara optimal, sehingga limbah yang kurang pengolahannya tersebut dapat merembes dan mencemari area sekitar. Proses rembesan limbah terjadi di bawah permukaan tanah sehingga sulit teramati. Identifikasi rembesan limbah di bawah permukaan tanah ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner, bulir magnetik tanah dan menggunakan metode pengukuran sampel air secara in situ. Pengambilan data resistivitas dilakukan di sekitar sungai Ciwalen Garut Jawa Barat sebanyak 3 lintasan dengan jarak antar lintasannya 5 meter dan menggunakan 16 elektroda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Res2dinv serta interpretasi data didasarkan pada tabel resistivitas batuan, mineral dan bahan kimia. Hasil sementara yang diperoleh berdasarkan metode geolistrik ditemukan adanya rembesan air limbah yang menyusup pada 3 lintasan. Nilai resistivitas berdasarkan hasil pengukuran bervariasi dari 0,1 hingga 181,9 ?m. Nilai tersebut berasosiasi dengan batuan lempung dengan kepadatan yang berbeda. Pada ketiga lintasan terdapat anomali resistivitas rendah kurang dari 8,61 ?m dan diduga merupakan bagian yang tercemar rembesan limbah cair. Perkiraan area yang tercemar limbah pada ketiga lintasan yaitu pada titik pengukuran ±10 sampai ±20 meter dengan kedalaman sekitar 0 – 10 meter. Rendahnya nilai resistivitas bawah permukaan pada ketiga lintasan diperkirakan adanya pencemaran oleh rembesan limbah cair yang memiliki resistivitas rendah. Berdasarkan analisis sampel tanah menggunakan SEM-EDS terdapat bulir tanah yang berbentuk oktahedral dan sherule menandakan tanah tersebut berupa hasil pelapukan batuan beku area vulkanik yang sebagian tanahnya diduga akibat pengaruh sumber antropogenik. Komposisi bulir berdasarkan EDS juga memperlihatkan kandungan Krom (Cr) yang melebihi baku mutu, menandakan adanya rembesan limbah penyamakan kulit ke area sekitar sungai Ciwalen. Analisis sampel air permukaan juga menunjukkan bahwa nilai konduktivitas, TDS, dan pH paling tinggi pada area terdekat sekitar sungai dan berkurang ke area titik sampel yang terjauh dari sungai.