Sirkulasi angin laut di Pulau Karimunjawa sebagai pulau kecil diteliti melanjutkan
penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji sirkulasi angin
laut di pulau kecil secara detil dengan model yang berbeda dan menggunakan
Large-Eddy Simulation (LES). Pulau Karimunjawa di penelitian ini dikaji sebagai
pulau yang berbukit-bukit sehingga memiliki sirkulasi angin laut berbeda dengan
pulau biasanya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model cuaca numerik Cloud Model
1 (CM1). Penelitian ini juga menggunakan dua jenis data, yaitu data sounding dan
topografi yang bersifat semi-ideal untuk mendapatkan hasil sirkulasi angin laut
tanpa ada pengaruh dari pulau-pulau di sekitarnya. Model yang dihasilkan
memiliki ukuran grid 90 m untuk mendapatkan output model yang detail.
Pulau Karimunjawa dapat menghasilkan sirkulasi angin laut menggunakan
simulasi CM1 dengan skenario pulau-pulau sekitarnya dihilangkan. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi sirkulasi angin laut di Pulau Karimunjawa,
yaitu bentuk topografi, ketinggian orografi, serta kontras termal laut dan darat.
Pulau-pulau di dataran tinggi seperti Pulau Karimunjawa memiliki perbedaan
kecepatan angin di dataran rendah dan dataran tinggi, sedangkan di daerah
perbukitan memiliki kecepatan angin vertikal yang jauh lebih tinggi sehingga
menyebabkan angin naik dan membelok pada ketinggian 1-1,5 km. Hal ini diduga
karena topografi Pulau Karimunjawa yang berupa pulau berbukit-bukit. Dari
simulasi juga terdapat pengaruh perbedaan pemanasan dan pendinginan yang
terjadi di laut dan di darat terhadap perkembangan angin laut. Secara keseluruhan
hasil penelitian ini, dikatakan bahwa CM1 dengan menggunakan LES dapat
menunjukkan sirkulasi angin laut yang lebih rinci dibandingkan dengan Weather
Research and Forecasting (WRF)