Lapangan VX merupakan lapangan gas raksasa yang terletak di Cekungan Bintuni
Papua Barat. Pada reservoir batupasir Roabiba yang berumur Jura di Lapangan VX
akan dilakukan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) berupa
Enhanced Gas Recovery (EGR). Injeksi fluida ini perlu diketahui dampaknya
terhadap keberadaan sesar di lapangan, baik sebagai perangkap maupun jalur
migrasi hidrokarbon. Analisis kestabilan sesar dilakukan untuk mengetahui
kecenderungan sesar mengalami reaktivasi akibat injeksi dan kenaikan tekanan pori.
Analisis dilakukan dengan pendekatan geomekanika satu dimensi, di mana datadata diolah untuk mengetahui rezim tegasan in-situ serta properti mekanik batuan.
Data yang digunakan berupa data log tali kawat, meliputi log gambar, gamma ray,
slowness, caliper, dan densitas batuan, data tekanan dari laporan pengeboran,
poligon struktur sesar lapangan, serta peta struktur kedalaman lapangan. Nilai yang
diperoleh berupa tegasan vertikal (Sv), tekanan pori (Pp), tegasan horizontal
minimum (Shmin), dan tegasan horizontal maksimum (SHmaks). Nilai tegasan vertikal
diperoleh dari pengolahan log densitas, dengan gradien yang diperoleh adalah
0,0245 MPa/m. Nilai tekanan pori diperoleh dari data tekanan serta persamaan
empiris log sonik, dengan gradien yang diperoleh adalah 0,0121 MPa/m. Nilai
tegasan horizontal minimum diperoleh dari data leak-off test serta persamaan
empiris, dengan gradien yang diperoleh adalah 0,0162 MPa/m. Nilai tegasan
horizontal maksimum ditentukan dengan empat metode empiris. Hasil perhitungan
keempat metode menunjukkan nilai yang mirip di tiap sumur dengan gradien ratarata yang didapatkan adalah 0,0282 MPa/m. Hasil perhitungan digunakan dalam
analisis kestabilan sesar meliputi kecenderungan pergeseran (Ts), kecenderungan
dilasi (Td), dan kestabilan rekahan (Fs). Hasil model geomekanika satu dimensi
menunjukkan bahwa rezim tegasan in-situ di Lapangan VX didominasi oleh rezim
sesar geser dengan arah tegasan horizontal maksimum yaitu N20°E. Hasil analisis
menunjukkan Lapangan VX lebih memiliki kecenderungan untuk mengalami dilasi
dibandingkan pergeseran. Rentang penambahan tekanan pori yang diperlukan
untuk sesar mengalami reaktivasi adalah 3,2 – 142 MPa dengan rata-rata 50,3 MPa