ABSTRAK Dian Hutami Wahyudi
PUBLIC Latifa Noor PUSTAKA Dian Hutami Wahyudi
PUBLIC Latifa Noor
COVER Dian Hutami Wahyudi
EMBARGO  2026-09-06 
EMBARGO  2026-09-06 
BAB1 Dian Hutami Wahyudi
EMBARGO  2026-09-06 
EMBARGO  2026-09-06 
BAB2 Dian Hutami Wahyudi
EMBARGO  2026-09-06 
EMBARGO  2026-09-06 
BAB3 Dian Hutami Wahyudi
EMBARGO  2026-09-06 
EMBARGO  2026-09-06 
BAB4 Dian Hutami Wahyudi
EMBARGO  2026-09-06 
EMBARGO  2026-09-06 
BAB5 Dian Hutami Wahyudi
EMBARGO  2026-09-06 
EMBARGO  2026-09-06 
Zeolit adalah material kristalin alumina silika berpori yang telah banyak
diaplikasikan sebagai katalis, adsorben, penukar ion, dan sebagainya. Salah satu
pengembangan metode sintesis zeolit adalah melalui strategi transformasi antarzeolit. Transformasi antar-zeolit dapat dilakukan melalui konversi diffusionless,
dimana saat transformasi berlangsung, zeolit induk mengalami penaatan ulang atau
terekonstruksi menjadi zeolit target. Transformasi zeolit FAU ke CHA dilaporkan
berhasil terjadi karena adanya proses peleburan dan rekristalisasi. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah transformasi antar-zeolit FAU ke CHA dapat terjadi juga
melalui konversi diffusionless. Konversi diffusionless dapat dilakukan dengan
menerapkan teknik organic-confined pada zeolit induk. Dalam hal ini, senyawa
organik yang ditambahkan pada zeolit FAU bertugas menjaga dan mempertahankan
kerangka zeolit induk sekaligus menghambat peleburan zeolit ketika transformasi
antar-zeolit terjadi. Untuk membuktikan hipotesis, zeolit FAU yang telah disisipi
senyawa organik ditransformasi menjadi zeolit target pada kondisi hidrotermal pada
suhu 100 °C dan 150 °C selama 4 hari. Produk hasil konversi zeolit FAU
dikarakterisasi dengan menggunakan XRD (X-Ray Diffraction), SEM (Scanning
Electron Microscope), dan EDS (Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy).
Berdasarkan hasil analisis, zeolit FAU telah berhasil disintesis dan memiliki
morfologi seperti bunga (flower-like). Zeolit FAU yang diprotonasi menggunakan
NH4NO3 memberikan bentuk morfologi yang sama dengan FAU sebelum
diprotonasi tetapi mengalami sedikit kerusakan pada morfologi yang disebabkan
terjadinya pelarutan Al pada kerangka FAU. Teknik organic-confined dilakukan
dengan menggunakan empat senyawa organik yang berbeda, dua senyawa organik
(TMAdaOH dan BTMAOH) merupakan organic structure directing agent (OSDA)
yang spesifik untuk pembentukan zeolit CHA. Sedangkan dua senyawa organik
lainnya (TEAOH dan TPAOH) merupakan OSDA yang spesifik untuk
pembentukan zeolit BEA dan ZSM-5. Senyawa organik yang disisipkan pada
kerangka HFAU tidak merusak kerangka HFAU yang dibuktikan dengan topologi
kristal HFAU yang masih bertahan. Zeolit HFAU yang disisipi senyawa organik
ditransformasi pada suhu 100 °C selama 4 hari dengan menggunakan ion K+
. Hasil
transformasi HFAU yang disisipi 4 senyawa organik yang berbeda memberikan
topologi kristal yang sama dengan zeolit CHA. Hasil analisis SEM juga
menunjukkan morfologi yang sama seperti material yang teragregasi untuk semua
produk hasil transformasi. Transformasi juga dilakukan pada suhu 150 °C, hasil
konversi tidak mengarah pada zeolit yang spesifik dengan senyawa organik yang
digunakan. Produk hasil transformasi masih memberikan topologi kristal yang
sama dengan zeolit CHA meskipun telah disisipi 4 senyawa organik yang berbeda
dan dengan suhu transformasi yang lebih tinggi. Dari hasil penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa senyawa organik tidak berperan sebagai agen pengarah struktur
melainkan sebagai penjaga struktur kerangka FAU. Hal ini sesuai dengan hipotesis
bahwa senyawa organik yang berada dalam kerangka FAU akan menjaga kestabilan
kerangka FAU saat transformasi dilakukan. Zeolit FAU tidak mengalami peleburan
melainkan mengalami rekonstruksi atau penataan ulang dengan bantuan senyawa
organik. Hal ini didukung dengan adanya kesamaan CBU antara zeolit FAU dan
CHA yang menjadi indikator kuat untuk terjadinya konversi diffusionless antarzeolit. Penelitian ini memberikan wawasan tentang peran senyawa organik yang
disisipkan pada kerangka zeolit FAU yang bertugas menjaga kestabilan kerangka
zeolit FAU saat transformasi dilakukan.