digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Biodiesel merupakan bahan bakar diesel alternatif yang diperoleh melalui reaksi transesterifikasi minyak nabati atau sumber-sumber minyak lain yang mengandung sejumlah triasil gliserol seperti lemak hewan atau minyak sisa penggorengan untuk menghasilkan monoalkil ester. Selain sebagai bahan bakar yang terbarukan biodiesel memiliki keuntungan berupa tingkat efisiensi energi dan mampu mengurangi emisi gas CO2, bersifat nontoksik, biodegradable sehingga ramah lingkungan. Beberapa jenis biodiesel memiliki titik awan yang tinggi sehingga akan mempengaruhi kinerja mesin. Tingginya titik awan disebabkan oleh adanya kekompakan rantai alkil panjang dari asam lemak dari komponen biodiesel. Adanya gangguan terhadap kekompakan molekul tersebut dapat menurunkan titik awan biodiesel. Gangguan tersebut dapat berupa adanya percabangan pada rantai alkil tersebut. Metil asetil risinoleat merupakan metil ester yang bercabang. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis senyawa metil asetil risinoleat dari minyak kastor yang merupakan senyawa metil ester dengan percabangan. Penelitian ini menunjukan bahwa pencampuran metil asetil risinoleat pada biodiesel dengan konsentrasi sebesar 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% dari volume biodiesel dapat menurunkan titik awan. Hasilnya dianalisa pada komposisi berapa yang memberikan hasil terbaik pada penurunan titik awan biodiesel. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa penambahan aditif metil asetil risinoleat sebesar 5% mampu menurunkan titik awan biodiesel minyak sawit sebesar 5,5 derajat C.Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa ada hubungan linear antara penambahan metil asetil risinoleat dengan penurunan titik awan.