Penelitian ini menyelidiki implikasi mendalam dari konflik Rusia-Ukraina (yang dimulai pada 24 Februari 2022) terhadap sektor non-siklikal global, dengan fokus pada dampaknya terhadap Indonesia. Penelitian ini mengkontekstualisasikan dampak-dampak ini dalam dampak perang, termasuk embargo ekspor CPO di Indonesia (28 April 2022), dan KTT G20 di Bali (15 November 2022), yang kesemuanya sangat mempengaruhi ketahanan pangan dunia. Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dan uji abnormal return untuk menganalisis respons industri dan reaksi indeks terhadap konflik di dalam saham-saham non-siklikal. Penelitian ini lebih lanjut mengevaluasi apakah harga entitas dan indeks nonsiklikal yang terdaftar mengikuti pola random walk, sebuah indikator potensial efisiensi pasar semi-kuat yang mempersulit prediksi harga di masa depan berdasarkan data masa lalu. Temuan menunjukkan bahwa IHSG COMPOSITE dan indeks IDXNONCYC mengikuti pola random walk, yang mengindikasikan efisiensi pasar yang lemah, sehingga menimbulkan tantangan dalam memprediksi harga bagi para investor. Khususnya, indeks IHSG KOMPOSIT dan IDXNONCYC mengalami abnormal return kumulatif yang signifikan setelah serangan awal Rusia terhadap Ukraina. Selain itu, IDXNONCYC menunjukkan abnormal return kumulatif yang signifikan di seluruh peristiwa penelitian. Berbagai industri di dalam sektor non-siklikal menunjukkan reaksi yang bervariasi terhadap konflik dan peristiwa-peristiwa terkait, dengan sebagian besar menunjukkan hasil yang negatif. Oleh karena itu, para investor didorong untuk mempertimbangkan analisis teknikal, daripada analisis fundamental, karena adanya ekspresi informasi terkait perang dalam harga pasar.