ABSTRAK Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Maria Renata Ulina Sinaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Berjalan kaki merupakan salah satu cara bertransportasi yang dapat dipilih
masyarakat. Berjalan kaki juga merupakan salah satu upaya untuk dapat
mewujudkan kota yang berkelanjutan. Kenyamanan dan keselamatan pejalan kaki
menjadi kewajiban pemerintah untuk diakomodasi melalui penyediaan fasilitas
pejalan kaki yang memadai. Namun, aktivitas berjalan kaki yang memiliki banyak
manfaat ini belum didukung sepenuhnya oleh fasilitas pejalan kaki yang layak di
beberapa tempat. Terdapat berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
dan pemangku kepentingan lain untuk menyediakan fasilitas pejalan kaki yang
layak. Akan tetapi, perencanaan dan penataan jalur pejalan kaki selama ini hanya
dilakukan dengan menggunakan prinsip perencanaan yang umum dan tidak
mempertimbangkan karakteristik dan fungsi kawasan, serta karakteristik pejalan
kaki yang beraktivitas di kawasan tersebut. Kawasan wisata kuliner merupakan
salah satu kawasan dengan aktivitas pejalan kaki yang intens, dengan motif
berjalan kaki sebagai rekreasi dan karakteristik pengunjung berkelompok.
Karakteristik pengunjung tersebut perlu diakomodasi dengan fasilitas pejalan kaki
yang sesuai. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk memberi rekomendasi
penataan fasilitas pejalan kaki di kawasan wisata kuliner guna menciptakan
kawasan wisata kuliner yang ramah pejalan kaki, terutama di koridor kuliner Jalan
Sabang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksploratif, yaitu
dengan mengeksplorasi kondisi aktual dan kebutuhan terhadap fasilitas pejalan
kaki yang layak, serta karakteristik dan kebutuhan pengunjung kawasan wisata
kuliner untuk menjadi dasar dalam perumusan rekomendasi penataan ini. Menurut
tinjauan pustaka dan tinjauan alat ukur keramahan pejalan kaki yang telah
dilakukan, terdapat enam kriteria keramahan pejalan kaki di kawasan wisata
kuliner, yaitu keselamatan, keamanan, kenyamanan, estetika, konektivitas, dan
integrasi antarmoda. Berdasarkan hasil kuesioner, sebagian besar pejalan kaki
yang berkunjung ke Jalan Sabang untuk menikmati kuliner merupakan pegawai
swasta berusia 18-25 tahun. Pengunjung sebagian besar berkunjung dengan teman
berjumlah 2-5 orang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan terdapat
beberapa komponen yang perlu diatur untuk penataan koridor kuliner Jalan
Sabang, yaitu perbaikan fasilitas penyeberangan dan kebijakan untuk pengendara
kendaraan bermotor untuk peningkatan aspek keselamatan; penyediaan
penerangan khusus pada jalur pejalan kaki, penerangan pada ruang
antarbangunan, serta penyediaan fasilitas keamanan untuk peningkatan aspek
keamanan; serta perbaikan fisik pada badan trotoar, penyediaan street furniture,
serta perbaikan pada fasilitas pejalan kaki berkebutuhan khusus untuk peningkatan
aspek kenyamanan.