digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Halmahera merupakan salah satu pulau yang terletak di Indonesia bagian timur tepat berada di atas pertemuan Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Mekanisme pertemuan beberapa lempeng berupa konvergensi dan kolisi menimbulkan banyak struktur geologi yang aktif berpotensi sebagai sumber aktivitas seismik. Penelitian ini menggunakan data gravity satelit dari GGMPlus (Global Gravity Model Plus) untuk mengidentifikasi sebaran struktur geologi di bawah permukaan bumi. Implementasi data gravity untuk interpretasi struktur bawah permukaan menggunakan beberapa pendekatan deteksi tepi seperti TA (Tilt Angle), SVD (Second Vertical Derivative) dan ED (Euler Deconvolution). Kegunaan deteksi tepi ini untuk menajamkan batas-batas anomali dan mendelineasi kemenerusan struktur geologi yang tidak terlihat di permukaan. Interpretasi struktur geologi ini dikonfirmasi oleh data historis gempabumi dengan asumsi adanya deformasi pada zona struktur. Berbekal dari informasi ini, penentuan zona bahaya geologi dikombinasikan menggunakan struktur permukaan dari data geologi (GS) dan kumpulan data geospasial yang berkaitan seperti densitas kelurusan (Ld), penggunaan lahan (LU), Peak Ground Acceleration (PGA), kemiringan lereng (Sl), cekungan air tanah (CAT), curah hujan (CH), dan indeks vegetasi (NDVI) berdasarkan penerapan metode Sistem Informasi Geospasial (SIG). Setiap peta tematik akan diberi bobot dan dinormalisasi mengikuti pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan diintegrasikan menggunakan metode Weighted Overlay Index (WOI). Potensi bahaya geologi dikategorikan menjadi sangat tinggi (0,679), tinggi (0,522), menengah (0,364), rendah (0,207) dan sangat rendah (0,050). Daerah potensi bahaya geologi tertinggi tersebar di beberapa lokasi, di antaranya adalah Tobelo, Kau, Biang, Jailolo, Sahu dan Toguear, Buli Serani, Dogaga, Kobe, dan Sosowomo. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pemetaan zona bahaya geologi menggunakan metode GIS AHP dan WOI di wilayah lain dan dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk peringatan dini dan prediksi bahaya geologi di Pulau Halmahera.