Penelitian ini bertujuan membuat peta sebaran bahaya geologi dengan menganalisis data satelit dan geospasial. Delapan parameter kunci dibagi menjadi tiga kategori, didukung data gempabumi dan peta geologi.
**Faktor Struktur:** Menggunakan data gravity (gravity acceleration dari satelit GGMplus). Data gempabumi (kedalaman, hiposenter) dan peta geologi digunakan untuk validasi. Tercatat 306 kejadian seismik dalam satu abad terakhir.
**Faktor Geologi:** Data *peak ground acceleration* (PGA) dan kelurusan dari citra Sentinel1A (resolusi 20x22m).
**Faktor Tutupan Lahan:** Penggunaan lahan (peta RBI dan citra Landsat 8 untuk NDVI), data cekungan air tanah, dan curah hujan (data harian dari lima stasiun BMKG selama Januari 2018).
**Faktor Topografi:** Model elevasi digital (DEM) untuk kemiringan lereng.
Alat dan perangkat yang digunakan: Oasis Montaj (pemrosesan data gravity), SNAP (koreksi citra), dan QGIS (penarikan kelurusan, pengolahan data spasial, pembuatan peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan, interpolasi peta curah hujan, ekstraksi NDVI).
**Pengolahan Data:**
* **Analisis Kelurusan (Gravity):** Koreksi gravity teoritis (lintang, udara bebas, terrain, Bouguer) untuk mendapatkan anomali Bouguer lengkap (ABL). Dilakukan *gridding*, pemisahan anomali, dan filtering (TA, Euler deconvolution) untuk deteksi batas litologi dan mengidentifikasi sesar serta struktur geologi penting.
* **Peta Sebaran Struktur Geologi:** Peta geologi vektor dikonversi ke raster. Dilakukan perhitungan panjang vektor dalam grid (1km x 1km) dan rasterisasi.
* **Analisis Kelurusan (Citra Satelit):** Citra Sentinel1A (akuisisi kering 4 April 2017, polarisasi ganda VH dan VV, orbit ascending dan descending) diproses menggunakan *segmentasi*, koreksi radiometrik, *deburst*, *speckle filtering*, koreksi terrain/geometri, dan ekstraksi kelurusan (metode Yamaguchi).
* **Peta Penggunaan Lahan:** Data diklasifikasikan menjadi tiga kategori (aktivitas manusia tinggi, bangunan temporer, dan lahan kosong) untuk mengidentifikasi potensi bahaya geologi.
* **Peta Kemiringan Lereng:** Data DEMNAS (resolusi 25 meter) digunakan untuk menghitung gradien/kemiringan lereng. Kemiringan diklasifikasikan menjadi tujuh kategori berdasarkan klasifikasi Van Zuidam (1985).
* **Peta Cekungan Air Tanah:** Data rasterisasi batas hidrografis dan debit optimum akuifer.
* **Peta Curah Hujan:** Data harian dari stasiun BMKG diolah, diinterpolasi secara spasial, dan divisualisasikan menggunakan gradien warna.
* **Peta Peak Ground Acceleration (PGA):** Data didapatkan dari hasil digitasi peta yang disediakan oleh kementerian PUPR.
* **Peta Kerapatan Vegetasi (NDVI):** Dilakukan koreksi atmosfer dan radiometrik. Nilai NDVI dihitung dan dinormalisasi (rentang -1 hingga 1). Disajikan menggunakan skala warna (hijau untuk NDVI tinggi, merah/coklat untuk NDVI rendah).
* **Analisis SIG:** Semua data digunakan sebagai input dalam analisis SIG (metode weighted overlay). Data diklasifikasikan, diberi bobot, dan menghasilkan peta zona potensi bahaya geologi.