


BAB1 Pipih Lutfi Sa'adah
EMBARGO  2026-08-09 
EMBARGO  2026-08-09 

BAB2 Pipih Lutfi Sa'adah
EMBARGO  2026-08-09 
EMBARGO  2026-08-09 

BAB3 Pipih Lutfi Sa'adah
EMBARGO  2026-08-09 
EMBARGO  2026-08-09 

BAB4 Pipih Lutfi Sa'adah
EMBARGO  2026-08-09 
EMBARGO  2026-08-09 

BAB5 Pipih Lutfi Sa'adah
EMBARGO  2026-08-09 
EMBARGO  2026-08-09 

COVER Pipih Lutfi Sa'adah
EMBARGO  2026-08-09 
EMBARGO  2026-08-09 
Kanker paru-paru merupakan salah satu kanker penyebab kematian tertinggi setelah kanker
payudara dan kanker prostat. Penyebab kanker paru adalah mutasi gen pada jalur sinyal
epidermal growth factor receptor (EGFR). EGFR merupakan kelompok reseptor tirosin
kinase yang dapat mendorong pertumbuhan sel, proliferasi, dan apoptosis secara
berlebihan. Gefitinib merupakan salah satu obat yang banyak digunakan untuk kanker,
khususnya non-small cell lung cancer (NSCLC). Namun, produksi obat gefitinib di
Indonesia masih memerlukan bahan baku impor dari luar negeri, hal terebut menyebabkan
Indonesia menjadi ketergantungan terhadap bahan baku obat yang diimpor dari luar negeri.
Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menyintesis berbagai senyawa turunan
intermediet gefitinib dengan menggunakan 3-hidroksi-4-metoksibenzoat (1) sebagai
prekursor. Sintesis berbagai senyawa turunan intermediet gefitinib terdiri dalam 3 tahap
utama yaitu esterifikasi, proteksi gugus OH, dan nitrasi. Pada penelitian ini telah berhasil
disintesis 3-hidroksi-4-metoksi-2,6-dinitrobenzoat (2) dengan rendemen sebesar 49,8%,
metil 3-hidroksi-4-metoksibenzoat (3) dengan rendemen sebesar 79,6%, metil 4-metoksi-3-
(3-morfolinopropoksi)benzoat (4) dengan rendemen sebesar 89,0%, metil 3-(3-
kloropropoksi)-4-metoksibenzoat (5) dengan rendemen sebesar 71,3%, metil 3-
(benziloksi)-4-metoksibenzoat (6) dengan rendemen sebesar 97,0%, 4-(3-(2-metoksi-4-
nitrofenoksi)propil)morfolin (7) dengan rendemen sebesar 81,0%, metil 5-(3-
kloropropoksi)-4-metoksi-2-nitrobenzoat (8) dengan rendemen sebesar 81,5%, dan metil 3-
(benziloksi)-4-metoksi-2-nitrobenzoat (9) dengan rendemen sebesar 78,3%. Reaksi diikuti
dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Setiap produk hasil sintesis, dikarakterisasi
menggunakan NMR 1D (1H, 13C NMR), NMR 2D (HSQC dan HMBC) dan MS