SILFA RIFKY SYAHIDA
EMBARGO  2027-08-07 
EMBARGO  2027-08-07 
SILFA RIFKY SYAHIDA
EMBARGO  2027-08-07 
EMBARGO  2027-08-07 
SILFA RIFKY SYAHIDA
EMBARGO  2027-08-07 
EMBARGO  2027-08-07 
SILFA RIFKY SYAHIDA
EMBARGO  2027-08-07 
EMBARGO  2027-08-07 
SILFA RIFKY SYAHIDA
EMBARGO  2027-08-07 
EMBARGO  2027-08-07 
SILFA RIFKY SYAHIDA
EMBARGO  2027-08-07 
EMBARGO  2027-08-07 
Saat ini pencemaran air oleh logam berat menjadi isu lingkungan yang serius dan
memerlukan perhatian lebih dari berbagai kalangan masyarakat. Contoh logam berat yang
biasa ditemukan di ekosistem perairan adalah logam kadmium. Kadmium merupakan logam
berat yang bersifat toksik dan menyebabkan gangguan pada hati serta ginjal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan metode pemisahan logam berat kadmium untuk mengatasi
permasalahan pencemaran air. Metode yang dikembangkan pada penelitian ini adalah
metode adsorpsi. Adapun adsorben yang digunakan adalah ?-karagenan. Karagenan
merupakan polimer yang diperoleh dari rumput laut dan memiliki kemampuan adsorpsi yang
kuat terhadap logam berat karena adanya gugus hidroksil dan sulfat pada struktur kimianya.
Pembuatan adsorben dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencampurkan serbuk
?-karagenan dengan KCl. Adapun komposisi antara ?-karagenan dan KCl yang
menghasilkan adsorben dengan ketahanan paling baik dalam air adalah ?-karagenan 2,5%
dengan penambahan KCl 0,05 M. Dalam penelitian ini adsorben ?-karagenan yang
digunakan memiliki bentuk kubus dan memiliki kemampuan untuk terapung dalam media
cair. Kemampuan terapung tersebut membuat proses pemisahan antara adsorben dengan
adsorbat menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknik pengeringan yang dilakukan dalam
pembuatan adsorben ini adalah freeze-dry sehingga terbentuk adsorben yang brerongga.
Adsorben kubus ?-karagenan kemudian dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform
Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil FTIR dari
adsorben kubus ?-karagenan setelah kontak dengan larutan ion Cd(II) menunjukan adanya
pergeran puncak serapan gugus fungsi O-H dan S=O sementara dari hasil SEM terlihat
bahwa permukaan adsorben menjadi lebih kasar setelah kontak. Adsorben kubus
?-karagenan dapat terapung hingga 2 jam dengan swelling degree sebesar 6285,98%. Dari
hasil penelitian, adsorpsi ion Cd(II) menggunakan adsorben kubus ?-karagenan mencapai
kondisi optimum pada pH 5, massa adsorben 0,15 gram, dan waktu kontak 1 jam. Adsorpsi
ion Cd(II) menggunakan adsorben ?-karagenan mengikuti model kinetika orde 2 semu dan
model isoterm Langmuir dengan Qmaks sebesar 67,87 mg.g–1. Berdasarkan temodinamikanya,
proses adsorpsi berlangsung secara eksotermik dan spontan yang ditunjukan oleh nilai ?????
pada suhu 303, 308, dan 313 K secara berturut-turut sebesar ?53,24; ?53,44; dan ?53,65
kJ.mol–1 serta nilai ????? dan ????? sebesar ?40,81 kJ.mol–1 dan 41,02 J.mol?1.K–1. Adsorben
kubus ?-karagenan mampu bertahan hingga siklus ke-4.