Telah dilakukan isolasi bakteri dari sampel ASI. Bakteri yang terisolasi terdiri dari
bakteri Gram positif dan Gram negatif yang bersifat sebagai patogen dan nonpatogen.
Pada penelitian ini digunakan beberapa bakteri Gram negatif dari ASI
untuk melihat potensinya sebagai probiotik. Tujuan penelitian ini yaitu (1)
mengidentifikasi isolat bakteri Gram negatif yang berpotensi sebagai probiotik
berdasarkan gen 16S rRNA (2) menentukan potensi isolat Gram negatif yang
dijumpai dalam sampel ASI berdasarkan aturan GRAS, dan (3) menentukan pola
pertumbuhan kandidat bakteri terpilih. Identifikasi bakteri dilakukan terhadap gen
16S rRNA menggunakan BLAST NCBI. Karakterisasi isolat sebagai kandidat
probiotik ditentukan melalui skrining uji resistensi antimikroba menggunakan kit
SensiTest Gram Negatif; uji auto-agregasi yang dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif menggunakan suspensi bakteri uji dengan kepadatan sektiar 10?
CFU/mL; uji ko-agregasi isolat uji terhadap bakteri tantang (E. coli, S. aureus, dan
L. plantarum) dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan perbandingan
masing-masing isolat dan bakteri tantang sebanyak 1:1; uji hidrofobisitas terhadap
xilena. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hanya Stutzerimonas stutzeri strain
N6I2 yang menunjukkan sifat resisten terhadap antibiotik. Stutzerimonas stutzeri
strain N3A5, Enterobacter quasihormaechei strain S3A1, dan isolat S3A2
menunjukkan sifat resistensi parsial, sedangkan Brevundimonas naejangsanensis
strain S6I1 bersifat sensitif. Urutan nilai %hidrofobisitas dari tertinggi hingga
terendah berturut-turut adalah E. quasihormaechei strain S3A1, isolat S3A2, S.
stutzeri strain N3A5, E. quasihormaechei strain S3A4, dan B. naejangsanensis
strain S6I1. Keenam isolat mampu melakukan auto-agregasi. Hasil uji ko-agregasi
isolat S. stutzeri strain N3A5 bernilai positif terhadap E. coli, S. aureus, dan L.
plantarum; isolat E. quasihormaechei strain S3A1 bernilai positif terhadap S.
aureus dan L. plantarum; isolat S3A2 dan B. naejangsanensis strain S6I1 bernilai
negatif terhadap E. coli, S. aureus, dan L. plantarum; isolat E. quasihormaechei
strain S3A4 bernilai positif terhadap S. aureus saja. Hasil agregasi dikonfirmasi
kembali dengan metode uji biofilm dan diketahui bahwa S. stutzeri strain N3A5
ketika ditumbuhkan bersama S. aureus dapat membentuk biofilm dengan kuat dan
ketika ditumbuhkan bersama L. plantarum dapat membentuk biofilm pada tingkat
moderat. Isolat E. quasihormaechei strain S3A1 ketika ditumbuhkan bersama S.
aureus membentuk biofilm dengan kuat bersama S. aureus dan L. plantarum.
Pertumbuhan S. stutzeri strain N3A5 memasuki fase eksponensial pada 21 jam pertama, lalu diikuti fase stasioner pada jam ke-21 hingga 24, sedangkan E.
quasihormaechei strain S3A1 mengalami fase eksponensial pada 18 jam pertama
dan diikuti fase stasioner pada jam ke-18 hingga 24. Berdasarkan data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa bakteri S. stutzeri strain N3A5 dan E. quasihoarmaechei
strain S3A1 yang ditemukan dalam ASI berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
probiotik.