digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Eunike Lois Subiakto
PUBLIC Alice Diniarti

Telah dilakukan isolasi bakteri dari sampel ASI. Bakteri yang terisolasi terdiri dari bakteri Gram positif dan Gram negatif yang bersifat sebagai patogen dan nonpatogen. Pada penelitian ini digunakan beberapa bakteri Gram negatif dari ASI untuk melihat potensinya sebagai probiotik. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengidentifikasi isolat bakteri Gram negatif yang berpotensi sebagai probiotik berdasarkan gen 16S rRNA (2) menentukan potensi isolat Gram negatif yang dijumpai dalam sampel ASI berdasarkan aturan GRAS, dan (3) menentukan pola pertumbuhan kandidat bakteri terpilih. Identifikasi bakteri dilakukan terhadap gen 16S rRNA menggunakan BLAST NCBI. Karakterisasi isolat sebagai kandidat probiotik ditentukan melalui skrining uji resistensi antimikroba menggunakan kit SensiTest Gram Negatif; uji auto-agregasi yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan suspensi bakteri uji dengan kepadatan sektiar 10? CFU/mL; uji ko-agregasi isolat uji terhadap bakteri tantang (E. coli, S. aureus, dan L. plantarum) dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan perbandingan masing-masing isolat dan bakteri tantang sebanyak 1:1; uji hidrofobisitas terhadap xilena. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hanya Stutzerimonas stutzeri strain N6I2 yang menunjukkan sifat resisten terhadap antibiotik. Stutzerimonas stutzeri strain N3A5, Enterobacter quasihormaechei strain S3A1, dan isolat S3A2 menunjukkan sifat resistensi parsial, sedangkan Brevundimonas naejangsanensis strain S6I1 bersifat sensitif. Urutan nilai %hidrofobisitas dari tertinggi hingga terendah berturut-turut adalah E. quasihormaechei strain S3A1, isolat S3A2, S. stutzeri strain N3A5, E. quasihormaechei strain S3A4, dan B. naejangsanensis strain S6I1. Keenam isolat mampu melakukan auto-agregasi. Hasil uji ko-agregasi isolat S. stutzeri strain N3A5 bernilai positif terhadap E. coli, S. aureus, dan L. plantarum; isolat E. quasihormaechei strain S3A1 bernilai positif terhadap S. aureus dan L. plantarum; isolat S3A2 dan B. naejangsanensis strain S6I1 bernilai negatif terhadap E. coli, S. aureus, dan L. plantarum; isolat E. quasihormaechei strain S3A4 bernilai positif terhadap S. aureus saja. Hasil agregasi dikonfirmasi kembali dengan metode uji biofilm dan diketahui bahwa S. stutzeri strain N3A5 ketika ditumbuhkan bersama S. aureus dapat membentuk biofilm dengan kuat dan ketika ditumbuhkan bersama L. plantarum dapat membentuk biofilm pada tingkat moderat. Isolat E. quasihormaechei strain S3A1 ketika ditumbuhkan bersama S. aureus membentuk biofilm dengan kuat bersama S. aureus dan L. plantarum. Pertumbuhan S. stutzeri strain N3A5 memasuki fase eksponensial pada 21 jam pertama, lalu diikuti fase stasioner pada jam ke-21 hingga 24, sedangkan E. quasihormaechei strain S3A1 mengalami fase eksponensial pada 18 jam pertama dan diikuti fase stasioner pada jam ke-18 hingga 24. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa bakteri S. stutzeri strain N3A5 dan E. quasihoarmaechei strain S3A1 yang ditemukan dalam ASI berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai probiotik.