digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai secara aktif berkontribusi pada orangorang dan alat yang mendukung pengembangan agile seiring dengan menyebarnya ide transformasi agile. Tantangan untuk mengintegrasikan agile dalam perusahaan diperumit oleh kompleksitas proses, perubahan yang cepat, dan ambiguitas. Scrum adalah jenis kerangka kerja agile yang membantu orang, tim, dan organisasi menghasilkan nilai dengan menyesuaikan solusi untuk masalah yang menantang, seperti yang muncul selama proses pengembangan produk. Dibutuhkan waktu dan upaya untuk membangun budaya scrum, tetapi dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk, dan meningkatkan kebahagiaan pelanggan. Perubahan nilai-nilai organisasi dan dedikasi dari setiap anggota tim untuk memprioritaskan komunikasi, pengembangan berkelanjutan, dan pengiriman perangkat lunak yang dapat diandalkan diperlukan untuk adopsi Scrum yang sukses. Namun, banyak perusahaan yang menggunakan metodologi Agile tanpa analisis yang tepat terhadap nilai dan prinsipnya, sehingga menghasilkan hasil yang kurang ideal. Menilai budaya Scrum sangat penting untuk perbaikan berkelanjutan dan implementasi agile yang sukses. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Scrum diukur dan diterapkan pada perusahaan rintisan digital. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana perusahaan rintisan ini menilai kesesuaian dengan nilai-nilai Scrum, mengidentifikasi area untuk perbaikan, dan membuat rekomendasi untuk mempromosikan budaya Scrum. Data dikumpulkan melalui wawancara untuk mengevaluasi dan meningkatkan implementasi Scrum, penelitian ini mengusulkan model Values, Goals, Questions, and Metrics (VGQM) yang berasal dari nilai-nilai Scrum. Model VGQM menyediakan kerangka kerja metrik bagi perusahaan rintisan untuk menilai kepatuhan terhadap nilai-nilai Scrum dan meningkatkan praktik mereka. Berdasarkan temuan tersebut, rekomendasi dibuat untuk setiap startup. Rekomendasi ini termasuk memberikan pelatihan yang tepat untuk memastikan anggota tim memiliki pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip Scrum, mengevaluasi dan meningkatkan alat dan proses Scrum, dan menetapkan batasan yang jelas untuk menyeimbangkan kepuasan pelanggan dan proses kerja yang produktif. Selain itu, disarankan untuk meningkatkan manajemen backlog produk dan menggunakan alat scrum yang baik untuk manajemen proyek. Penelitian di masa depan harus menstandarisasi pengumpulan data dan memastikan peran yang sama di antara para peserta direkomendasikan untuk hasil penilaian yang lebih dapat diandalkan.