digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ina Asha Nurjanah
PUBLIC Alice Diniarti

Kurva karakteristik tanah-air (SWCC) memainkan peran utama dalam mekanika tanah takjenuh yang merupakan bidang studi yang relatif baru. Untuk mendorong para insinyur geoteknik menerapkan teori mekanika tanah takjenuh dalam praktik rutin, metode numerik, berdasarkan SWCC dan sifat tanah jenuh, telah dikembangkan untuk memprediksi fungsi permeabilitas dan sifat kekuatan geser takjenuh yang mahal, memakan waktu dan mungkin memerlukan teknik atau peralatan khusus untuk mengukur SWCC di laboratorium. Namun, penting untuk memiliki data pengukuran SWCC dari laboratorium untuk meningkatkan dan memverivikasi metode numerik yang diusulkan. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode kolom kapilaritas yang menerapkan prinsip tempe cell pressure yaitu memvariasikan nilai isapan matric, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kadar air pada setiap variasi isapan matric yang kemudian disajikan dalam bentuk SWCC. Permeabilitas jenuh diperoleh dari pengujian constant head. Fungsi permeabilitas dihitung secara tak langsung dengan metode Fredlund dan Rahardjo (1993) menggunakan SWCC dan permeabilitas kondisi jenuh. Dari hasil pengujian kadar air dengan kolom kapilaritas SWCC data uji dicocokan dengan menggunakan persamaan Fredlund dan Xing (1994) dan didapatkan parameter fitting yang diplot dalam tiga kondisi, yaitu: (i) untuk SWCC dalam kadar air gravimetrik terhadap: a = 2, n = 4,1 dan m = 1; (ii) SWCC dalam kadar air volumetrik terhadap isapan matric: a = 2, n = 4,1 dan m = 0,9; (iii) SWCC dalam derajat saturasi terhadap isapan matric: a = 2,5, n = 3,5 dan m = 0,9. Dari pengujian constant head diperoleh nilai permeabilitas dalam kondisi jenuh (ks) sebesar 1,21 x 10-4 m/det. Dalam fungsi permeabilitas nilai permeabilitas bervariasi dari nilai permeabilitas jenuh (ks) sebesar 1,21 x 10-4 m/det dan menurun hingga 1,09 x 10-8 m/det dengan bertambahnya nilai isapan matric. Berdasarkan kurva waktu ekuilibrium yang terbentuk, nilai kadar air sudah mencapai ekuilibrium pada hari ke-7 dan hasil dari simulasi numerik dengan aplikasi SEEP/W sudah mendekati hasil uji di laboratorium. Sehingga, nilai kadar air pada kurva waktu ekuilibrium untuk waktu tunggu selain dari data pengujian di laboratorium dapat digunakan sebagai nilai kadar air estimasi.