Infeksi virus dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di banyak
negara endemik, termasuk Indonesia, yang ditandai dengan tingginya morbiditas
dan penyebarannya. Faktor risiko yang mempengaruhi intensitas transmisi virus
dengue bervariasi pada kelompok usia yang berbeda, yang dapat berimplikasi pada
penerapan strategi pengendalian dengue. Dalam studi ini, model matematika infeksi
dengue dengan struktur usia pada populasi manusia dikonstruksi. Populasi manusia
dan nyamuk secara berurutan akan direpresentasikan oleh model Susceptible-
Infected-Recovered (SIR) dan model Susceptible-Infected (SI). Skenario vaksinasi
sebagai strategi pengendalian infeksi dengue juga diterapkan dalam model tersebut.
Data kasus dengue dari kota-kota padat penduduk di Indonesia, seperti Kota
Semarang dan Kota Bandung, digunakan untuk mengestimasi laju infeksi, baik
yang konstan maupun yang bergantung waktu. Indikator-indikator untuk mengidentifikasi
perubahan intensitas transmisi dengue di setiap struktur usia, seperti force
of infection (FoI) dan bilangan reproduksi, baik bilangan reproduksi dasar maupun
bilangan reproduksi efektif, dapat diperoleh di sini. Hasil-hasil simulasi numerik
mengindikasikan bahwa kelompok usia remaja berisiko tinggi terinfeksi dengue.
Vaksinasi pada kelompok usia ini efektif menurunkan jumlah kasus dengue di kotakota
yang diteliti. Oleh karena itu, strategi vaksinasi di masa yang akan datang dapat
diprioritaskan pada kelompok usia remaja untuk dapat mengendalikan penyebaran
infeksi dengue.
Adanya peringatan dini wabah dengue juga dapat membantu dalam merencanakan
strategi pengendalian yang lebih efektif. Dalam studi ini, operator
pembangkit kumulatif dikonstuksi menggunakan data kasus dengue mingguan di
Kota Palu untuk menghasilkan solusi dinamik dari model matematika host-vector.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antar waktu, bilangan reproduksi efektif
dapat digunakan sebagai indikator peringatan dini untuk memprediksi tren kejadian
dengue di masa depan.