digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salma Zhahira Maharani Suripto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Beban akademik merupakan faktor utama penyebab stres di kalangan mahasiswa yang bila tidak ditangani dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental. Salah satu metode penanganan stres adalah coaching yang merupakan metode psikologis non-klinis dengan pendekatan sistematis untuk penyusunan tujuan di masa mendatang dan sarana pengembangan diri individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh coaching terhadap kondisi stres mahasiswa tingkat akhir SITH-S ITB menjelang sidang akhir. Pengaruh tersebut dikuantifikasi menggunakan elektroensefalogram (EEG) Muse™ yang mengukur gelombang alfa dan beta sebagai representasi aktivitas otak pada kondisi stres. Sejumlah 11 naracoba mahasiswa menjalani coaching selama 30 – 45 menit secara daring maupun luring sejalan dengan pemasangan perangkat Muse™ EEG. Kondisi dasar (baseline) sebelum dan setelah sesi coaching direkam selama 2 menit. Hasil nilai rerata Power Spectral Density (PSD) gelombang alfa dari kondisi sebelum dan sesudah coaching menunjukkan penurunan yang tidak berbeda nyata pada area anterior frontal (AF7 dan AF8) serta temporoparietal (TP9 dan TP10) otak. Sebaliknya, nilai rerata gelombang beta menunjukkan penurunan nyata (p < 0.05) melalui uji wilcoxon signed-rank test pada area anterior frontal kiri (AF7). Hasil nilai PSD setiap frekuensi alfa (8 – 13 Hz) menunjukkan penurunan yang mengindikasikan peningkatan alertness dan aktifnya proses kognitif. Namun, terdapat nilai puncak alfa pada frekuensi 9 Hz (low-alpha) di setiap kanal dan penurunan nyata gelombang alfa (8 – 13 Hz) pada frekuensi 12 dan 13 Hz (high-alpha) di kanal AF8 dan TP9 sebagai indikasi naracoba tidak berada dalam kondisi stres yang tinggi. Selanjutnya, terdapat penurunan nyata nilai PSD gelombang beta (13 – 30 Hz) pada frekuensi 18-23 Hz dan 25-30 Hz di kanal AF7, 16 Hz di kanal AF8, dan 13 Hz serta 29 Hz di kanal TP9 yang keseluruhannya termasuk ke dalam spektrum mid-beta dan high-beta sebagai indikasi adanya penurunan kondisi stres dan kecemasan tinggi setelah menjalani sesi coaching. Parameter lain berupa nilai Frontal Alpha Asymmetry (FAA) menunjukkan tingginya aktivitas gelombang alfa pada otak hemisfer kiri dibandingkan kanan yang merepresentasikan masih kuatnya motivasi negatif dan perilaku menghindar (Behavioural Inhibition System) saat membahas topik tentang sidang selama sesi coaching. Metode coaching memiliki potensi untuk membantu mahasiswa dalam mempersiapkan sidang akhir dengan menurunkan rasa stres, namun perlu dilakukan beberapa kali secara bertahap untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif.