ABSTRAK Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
ABSTRAK Tsalisa Syifa Afia
PUBLIC Irwan Sofiyan
COVER Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Tsalisa Syifa Afia
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan spesies ikan famili Chanidae
yang dibudidayakan di air payau. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada
tahun 2018 produksi ikan bandeng hasil budidaya di Indonesia mencapai 875.594
ton dan nilai produksi ikan bandeng di Indonesia kurang lebih 18 triliun rupiah.
Namun, ikan bandeng seperti produk perikanan lainnya bersifat mudah rusak
(perishable) dan cepat mengalami penurunan mutu. Penurunan mutu ikan yang
paling mudah dikenali dengan pancaindera adalah melalui pengamatan fisik ikan.
Fisik ikan menjadi penentuan kesukaan dan preferensi konsumen. Penurunan mutu
fisik ikan dapat diperlambat dengan penanganan pascapanen yang salah satu
diantaranya adalah melalui teknologi pengemasan berupa edible coating yang
mampu melapis ikan sekaligus menghambat penurunan mutu fisik ikan.
Komponen utama edible coating ialah hidrokoloid seperti kitosan. Namun
demikian, edible coating yang berbahan dasar kitosan belum dapat berperan
optimal sebagai antibakteri dan antioksidan guna memperpanjang umur simpan
ikan. Oleh karena itu, pada studi ini dilakukan penambahan ekstrak teh hijau yang
mengandung senyawa fenolik yang dapat berfungsi sebagai antimikroba dan
antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat edible coating
dengan mengkombinasikan kitosan dan ekstrak teh hijau untuk
memperpanjang masa simpan ikan bandeng menggunakan Response
Surface Methodology (RSM) Central Composite Design (CCD). Rangkaian metode RSM antara lain penentuan batas variabel, rancangan formulasi, persiapan
sampel, pengambilan data respon, pengujian susut bobot, pengujian kekerasan
daging ikan, pengujian analisis perubahan warna, pengujian organoleptik terhadap
parameter warna, kenampakan, aroma, dan tekstur, serta analisis data respon untuk
proses optimasi. Pengujian yang dilakukan terhadap karakteristik fisik ikan
bandeng fillet mulai dari persentase susut bobot, analisis perubahan warna,
kekerasan daging ikan, organoleptik warna, tekstur, aroma, dan kenampakan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi kitosan 1,45% (m/v) dan
konsentrasi ekstrak teh hijau 0,07% (m/v) dengan nilai desirability 92% dapat
mempertahankan kualitas ikan bandeng fillet secara signifikan hingga 6 hari
penyimpanan atau 3 hari lebih lama dari ikan bandeng fillet tanpa perlakuan.