digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Analisis gerak berjalan dengan peralatan terbatas menjadi tantangan tersendiri di dalam tim riset Biomekanika, Institut Teknologi Bandung (ITB). Studio sederhana dibangun untuk mengakomodasi penelitian terkait gerak berjalan dengan menggunakan alat pemantau gerakan stereo sebagai alat ukur. Analisis gerak berjalan membutuhkan analisis tingkat lanjut dengan menggabungkan ilmu tentang kekacauan dan nonlinieritas. Pada sinyal biologis, termasuk sinyal gerak berjalan, sinyal bersifat stokastik dan tidak stabil dikarenakan gangguan lingkungan yang manusia tidak dapat abaikan. Rekonstruksi phase space dipilih untuk melihat karakteristik sinyal biologis, terutama jika hanya menggunakan satu jenis alat ukur. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan: "Bagaimana manusia mengendalikan gangguan dalam gerak berjalan" dengan menganalisis tingkat ketidakstabilan dan variasi ketika gerakan berjalan manusia diberikan gangguan. Dalam penelitian ini, gangguan yang akan diberikan kepada partisipan adalah perubahan kecepatan berjalan dari kecepatan jalan pilihan atau nyaman (PWS/????????????). Data yang dianalisis mencakup system limbik bagian bawah yang diamati terhadap waktu. Menggunakan metode Lyapunov Exponent (LE), Recurrence Quantification Analysis (RQA), dan Poincare Plot, dapat terlihat bahwa adanya perbedaan antara fase berjalan saat perubahan kecepatan dan kecepatan konstan. Selama fase perubahan kecepatan, ???????? dan ???????? kurang dapat menjelaskan fenomena yang terjadi. Namun, gerakan berjalan terkonfirmasi memiliki siklus terbatas dengan nilai ???????? yang mendekati nol pada fase berjalan konstan. Metode Recurrence Quantification Analysis (RQA) menunjukkan tingkat prediktabilitas yang tinggi pada kecepatan berjalan lebih cepat menggunakan nilai determinism (DET). Selain itu, nilai Shannon entropy (ENT) yang lebih tinggi ditemukan pada kecepatan berjalan konstan yang mengindikasikan kompleksitas sinyal yang tinggi. Selanjutnya, plot Poincare dari estimasi posisi pusat massa (COM) tubuh secara lateral menunjukkan bahwa kedua kaki berperan secara serupa dalam mengontrol tubuh, sedangkan perlambatan mempengaruhi partisipan untuk lebih mudah mengendalikan posisi COM tubuh namun dengan variasi yang lebih tinggi.