Perubahan iklim dapat menjadi penyebab meningkatnya bencana. Salah satu
bencana yang dapat disebabkan oleh perubahan iklim adalah bencana
hidrometeorologi yaitu seperti banjir. Banjir di perkotaan menyebabkan kerugian
yang cukup besar karena mengganggu mobilitas dan dapat merusak fasilitas kota.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu langkah mitigasi untuk meminimalisir dampak
yang akan terjadi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa jauh dampak yang akan terjadi akibat dari bencana ini di masa depan.
Pada penelitian ini akan menggunakan data observasi dari Stasiun Geofisika
Bandung, luaran data model iklim CORDEX-SEA, dan data tutupan lahan serta
jenis tanah sebagai parameter untuk model hidrologi. Selain itu juga ada data dari
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang digunakan untuk melakukan kalibrasi.
Wilayah kajian yang meliputi Pasteur hingga Pagarsih termasuk pada kategori
catchment kecil. Data tersebut diolah menggunakan koreksi bias (metode basic
quantile) dan tanpa koreksi bias (metode rasio periode ulang) sebagai representatif
curah hujan di masa depan. Selanjutnya data yang telah diolah tersebut digunakan
untuk membangun periode ulang dengan distribusi Gumbel. Inputan data periode
ulang ini digunakan pada simulasi hidrologi (GSSHA) untuk menggambarkan
kondisi hidrologi di masa depan.
Hasil dari luaran data model iklim yang telah diolah dengan kedua metode yaitu
koreksi bias dan tanpa koreksi bias, digunakan untuk menghasilkan periode ulang
dengan distribusi Gumbel. Periode ulang dari masing-masing metode menunjukkan
adanya peningkatan rasio curah hujan. Periode ulang dua tahun pada data observasi
menjadi acuan pada penelitian ini, untuk menunjukkan adanya perubahan dimasa
depan. Nilai curah hujan yang dihasilkan mendekati rata-rata nilai curah hujan
penyebab banjir pada kejadian masa lalu. Selain itu, dalam simulasi hidrologi juga
menunjukkan adanya peningkatan rasio debit air dan tinggi muka air di daerah
kajian, yaitu kawasan Pasteur-Pagarsih di Bandung, Jawa Barat.