digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Organisasi pada sektor publik dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat luas, sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam mencapai visi dan misi, serta mensejahterakan bangsa. Namun organisasi sektor publik dihadapkan pada sistem birokrasi yang sangat panjang, yang membuat pelayanan tidak dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Pada tahun 2019, upaya penyederhanaan birokrasi telah dilakukan melalui restrukturisasi orgaisasi. Direktorat E yang merupakan salah satu unit kerja pada Kementerian ABC ikut serta mengalami restrukturasi dan perombakan organisasi. Direktorat E berperan dalam penyediaan sarana dan prasarana guna mendukung upaya pembangunan desa. Pasca restrukturisasi organisasi, Direktorat E menghadapi tantangan dikarenakan adanya perubahan pada komposisi pegawai dan pemimpin, yang masing-masing membawa nilai dan budaya dari unit kerja terdahulu. Pandemi Covid-19 juga menyebabkan sistem manajemen kinerja tidak maksimal. Pre-survey menunjukkan bahwa Direktorat E masih berfokus pada pencapaian kinerja secara kuantitas, namun tidak dibarengi dengan penyampaian informasi terkait strategi dalam mencapai hasil akhir yang maksimal. Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi agar dapat memberikan pelayanan dengan efektif dan efisien, maka diperlukan analisis terhadap kondisi faktual organisasi serta sistem manajemen kinerja yang sesuai. Berdasarkan studi literatur, sistem manajemen kinerja dapat didefinisikan sebuah proses sistem untuk meningkatkan kinerja organisasi melalui pengembangan kinerja individu dan tim dengan mengacu pada kerangka kerja dan tujuan yang telah disepakati, serta standar dan kompetensi. Salah satu kerangka yang dapat menjadi acuan dalam menyusun sistem manajemen kinerja adalah balanced scorecard. 6 langkah untuk meningkatkan kinerja organisasi adalah penyusunan strategi, perencanaan strategi, penyelarasan strategi dengan organisasi, perencanaan operasional, pemantauan, pengujian dan adaptasi. Untuk menghasilkan strategi yang tepat, penulis melakukan survey primer (penyebaran kuesioner) terhadap 28 pegawai Direktorat E guna memperoleh gambaran terkait kondisi faktual organisasi dengan mengacu pada 4 perspektif yang tercamtum dalam peta strategi balanced scorecard, yaitu financial, customer, operation, learning and growth. Hasil survey menunjukkan bahwa budaya kerja organisasi telah menjadi dasar dalam bekerja, namun organisasi masih perlu melakukan peningkatan dalam pengembangan sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, dan kepatuhan pada standar dan prosedur dalam bekerja. Di samping, penyebaran kuesioner kepada pegawai, dilakukan juga wawancara dengan pemimpin organisasi untuk menghimpun aspirasi pemimpin yang ingin diwujudkan dalam visi dan misi organisasi. Dalam mewujudkan kinerja organisasi yang maksimal, komitmen pemimpin memiliki peran krusial, terutama untuk mendorong perubahan. Mengacu pada visi dan misi organisasi, hasil survey, dan dengan mempertimbangkan kondisi eksternal, maka disusunlah strategi untuk meningkatkan kinerja Direktorat E. Strategi yang diusulkan secara garis besar berfokus pada pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia, pemanfaatan anggaran untuk adopsi teknologi dalam bekerja, serta penyusuan dan pengimplementasian strandar dan prosedur dalam bekerja. Strategi yang telah berhasil dirumuskan kemudian didefinisikan dalam beberapa rencana aksi aksi yang diselaraskan dengan sumber daya manusia yang tersedia untuk melaksanakannya. Rencana aksi dilengkapi dengan target terukur dan penanggungjawab agar kemajuan dan hasilnya dapat dievaluasi secara berkala. Dalam jangka pendek (1 tahun), upaya organisasi berfokus pada adopsi teknologi dalam operasional kerja dan penyusunan standar dan prosedur yang menjadi pedoman dalam bekerja. Sedangkan pengembangan sumber daya manusia menjadi agenda tetap yang harus senantiasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas. Dengan upaya ini, diharapkan organisasi dapat mencapai visi dan misi yang telah dirumuskan dan mampu memberikan kinerja pelayanan terbaik (dapat diukur melalui serapan anggaran dan tingkat kepuasan pihak-pihak terkait).