digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. Penyakit DBD menjadi ancaman serius bagi negara yang beriklim tropis, termasuk Indonesia. Kota Bandung sebagai salah satu kota dengan tingkat penyakit DBD tertinggi pada tahun 2022, perlu mendapatkan perhatian khusus dalam upaya penanganan dan pencegahan agar penyebaran penyakit ini tidak meluas dan angka kejadian kasus DBD tidak meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau peta penyebaran kasus DBD, laju pertumbuhan penyakit DBD, serta mengkonstruksi model terbaik untuk penyakit DBD dengan informasi iklim di Kota Bandung untuk setiap kecamatan. Pada penelitian ini, digunakan data kasus DBD yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan data iklim berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Bandung meliputi curah hujan, kelembapan relatif, dan suhu mulai Januari 2009 hingga Oktober 2022. Analisis visual dilakukan dengan meninjau peta penyebaran kasus DBD yang berasal dari jumlah kumulatif data setiap tahun kasus DBD untuk setiap kecamatan di Kota Bandung. Pengelompokan kluster menggunakan Hierarchial Clustering bertujuan untuk mengetahui kelomopok kecamatan dalam suatu kluster. Kecamatan Coblong menjadi salah satu kecamatan yang masuk ke dalam kelompok kluster dengan kasus DBD tertinggi. Pencocokan kurva Richard digunakan untuk mendapatkan informasi laju pertumbuhan penyakit DBD dalam setiap periode waktu tertentu. Setiap periode, terdapat outbreak kasus DBD sehingga kurva Richard berbentuk berundak-undak menyesuaikan jumlah kumulatif kasus DBD. Rata-rata laju pertumbuhan penyakit DBD di Kota Bandung dari hasil pencocokan kurva Richard sebesar 0,0005308. Konstruksi model terbaik diperoleh dengan membuat Generalized Linear Model (GLM) yang diawali dengan Autoregressive (AR), Korelasi Peringkat Spearman, regresi Poisson, dan regresi Binomial Negatif. Model regresi kombinasi 7 menjadi model dari regresi Binomial Negatif berdasarkan pemilihan nilai AIC terkecil sebesar 1985,236102.