digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP TESSA ADELINA 1-COVER
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TESSA ADELINA 1-BAB 1
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TESSA ADELINA 1-BAB 2
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TESSA ADELINA 1-BAB 3
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TESSA ADELINA 1-BAB 4
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

2008 TA PP TESSA ADELINA 1-PUSTAKA
Terbatas  rikrik
» Gedung UPT Perpustakaan

Beragamnya produk industri serta kemudahan akesibilitas untuk mendapatkannya berdampak pada peningkatan gejala konsumerisme masyarakat yang kemudian secara tidak langsung mengakibatkan kenaikan jumlah sampah kota yang tidak terkendali. Kecepatan dan percepatan yang tak terkendali dalam budaya konsumerisme, didukung dengan sistem ekonomi kapitalis telah menggiring manusia ke arah konsumsi yang berlebihan, yang dibuktikan dengan pembelian produk tanpa didasari kebutuhan melainkan kemauan. Dengan kondisi seperti ini, kenaikan jumlah sampah perkotaan bukan hanya dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang meningkat melainkan juga diakibatkan oleh jumlah sampah yang diproduksi setiap individu bertambah. Adapun tujuan utama dari pengelolaan sampah perkotaan adalah melindungi kesehatan penduduk dan meningkatkan kondisi lingkungan melalui pengendalian pencemaran air, udara, dan tanah serta menjaga kelangsungan ekosistem di daerah perkotaan. Dengan begitu, yang harus dibenahi dengan permasalahan sampah seperti ini adalah pendekatan terhadap minimasi sampah dari sumbernya serta teknik operasional pengelolaannya. Konsep Reduce Reuse Recycle (3R) merupakan suatu pendekatan dalam mengelola sampah yang dimulai dari sumbernya dengan memegang konsep minimasi. Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R bertujuan mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir melalui pengembangan upaya memperlakukan sampah dengan cara mengganti, pengurangan, penggunaan-kembali dan daur-ulang. Sebenarnya 3R bukan merupakan konsep baru dalam pengelolaan sampah, namun pelaksanaannya mengalami hambatan. Pelaksanaan 3R pada skala rumah tangga memerlukan pendekatan yang tepat karena rumah tangga merupakan kelompok yang sulit untuk diberi dorongan (insentif), teguran, bahkan ancaman. Namun pada sisi lainnya, pendekatan 3R dalam skala rumah tangga memiliki peluang yang cukup besar guna membentuk pola pikir masyarakat berdasarkan prinsip 3R secara filosofis. Dalam studi ini masalah penelitian yang diangkat mengenai muatan pokok pengembangan insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan 3R pada skala rumah tangga. Pendekatan analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan menjelaskan keseluruhan kejadian melalui kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati melalui tiga tahapan analisis, yakn ireduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dengan menganalisa permasalahan 3R yang diperoleh dari rumah tangga, pelaku daur ulang, dan pengelola sampah (pemerintah) ditemukan beberapa faktor penting yang berkontribusi pada tahap rumusan muatan pokok pengembangan insentif dan disinsentif 3R pada skala rumah tangga. Factor penting tersebut diturunkan menjadi pola konseptual serta konsep dasar insentif dan disinsentif 3R pada skala rumah tangga. Adapun konsep insentif yang ditawarkan bertujuan memanfaatkan peluang dan menyelesaikan permasalahan terkait dengan penerapan 3R. Sedangkan disinsentif dilakukan untuk memberikan batasan perilaku masyarakat (rumah tangga) terkait dengan permasalahan 3R yang mungkin muncul pada tahap pelaksanaannya. Konsep dasar insentif dan disinsentif ditujukan untuk memunculkan motivasi pada masing-masing tipologi rumah tangga untuk menerapkan 3R dalam pengelolaan sampahnya.