Konseling obat merupakan salah satu pelayanan kefarmasian yang diselenggarakan oleh puskesmas.
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberi informasi terkait pengobatan dan masalah kesehatan lain.
Pasien HIV menjadi salah satu prioritas pemberian konseling obat. Salah satu masalah dalam terapi
HIV/AIDS adalah kurangnya pengetahuan informasi obat dan penyakit. Konseling dapat menjadi upaya
untuk meningkatkan pengetahuan pasien HIV. Namun, masih terdapat ketidakpuasan pasien dalam
konseling. Sebagai upaya meningkatkan kualitas konseling, diperlukan evaluasi untuk meningkatkan mutu
konseling. Kepuasan pasien menjadi salah satu aspek evaluasi terhadap konseling obat. Selain itu,
diperlukan evaluasi pengetahuan pasien untuk mengukur pemahaman atas informasi yang telah
disampaikan dalam konseling maupun pengetahuan umum pasien terkait penyakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien HIV terhadap konseling obat, mengetahui tingkat
pengetahuan obat dan penyakit pada pasien HIV. Penelitian dilakukan secara deskriptif analitik potong
lintang pada 100 responden pasien HIV pada salah satu Puskesmas di Kota Bandung menggunakan
kuesioner yang valid dan reliabel. Tingkat kepuasan dan pengetahuan dianalisis secara univariat dan
bivariat menggunakan Mann-Whitney dan Kruskal-Wallis. Hasil penelitian menggunakan Customer
Satisfaction Index (CSI) dengan instrumen service quality (SERVQUAL) menunjukkan responden sangat
puas terhadap pelayanan konseling obat sebesar 84,5%. Hasil analisis gap antara harapan dan kepuasan
menunjukkan nilai gap negatif pada seluruh atribut pertanyaan. Sedangkan hasil evaluasi pengetahuan
pasien tentang obat menunjukkan sebanyak 73% responden dengan kategori baik, 25% cukup dan 2%
kurang. Hasil evaluasi pengetahuan penyakit HIV oleh pasien menunjukkan sebanyak 85% responden
dengan kategori pengetahuan baik, 14% cukup dan 1% kurang. Tingkat kepuasan dan pengetahuan
mayoritas menunjukkan hasil yang baik.