Dismenorea merupakan nyeri menstruasi yang sering dialami oleh perempuan usia produktif.
Dismenorea dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas perempuan, seperti dapat
menyebabkan gangguan pada kegiatan belajar mengajar di sekolah/kampus maupun kerja, serta
penurunan konsentrasi dalam belajar. Tingkat pengetahuan dan kemudahan akses informasi yang
berkaitan dengan menstruasi dan cara penanganannya akan mempengaruhi tindakan dan perilaku
pasien dalam mengatasinya. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat pengetahuan, khususnya
pada mahasiswi, terkait dismenorea dan menentukan pola perilaku mahasiswi dalam mengatasi
dismenorea. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang menggunakan kuesioner secara
daring terhadap 404 mahasiswi. Sumber data yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis
penelitian yang digunakan berupa analisis deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan
mahasiswi Sekolah Farmasi dominan memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 48,51%,
diikuti tingkat pengetahuan baik dengan 45,05%, dan tingkat pengetahuan kurang 6,44%.
Mahasiswi selain Sekolah Farmasi juga dominan memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak
51,49%, diikuti tingkat pengetahuan kurang 35,15%, dan tingkat pengetahuan baik 13,37%. Selain
itu, mahasiswi Institut Teknologi Bandung cenderung memiliki perilaku yang kurang baik dari segi
terapi farmakologi dan non-farmakologi dalam mengatasi dismenorea, yaitu 80,69% untuk
mahasiswi Sekolah Farmasi dan 87,13% untuk mahasiswi non-Sekolah Farmasi. Terdapat
perbedaan signifikan pada tingkat pengetahuan dismenorea antara mahasiswi Sekolah Farmasi dan
non-Sekolah Farmasi (p = 0,000). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
perilaku dalam mengatasi dismenorea antara mahasiswi Sekolah Farmasi dan non-Sekolah Farmasi
(p = 0,238), serta tingkat pengetahuan dan perilaku dalam mengatasi dismenorea memiliki korelasi
positif yang lemah (r = 0,115) dan signifikan (p = 0,021).