Dalam konteks global yang semakin menyoroti urgensi penanganan isu lingkungan, Limbah Makanan atau Food Loss and Waste (FLW) sering kali dianggap sebelah mata dibandingkan jenis limbah lain. Namun, studi mendalam yang dilakukan oleh FAO (2011, 2015) serta Bappenas (2021) menunjukkan bahwa FLW memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi, dengan data menunjukkan sekitar sepertiga produksi pangan global terbuang, menyumbangkan emisi gas rumah kaca yang signifikan, dan menyebabkan kerugian ekonomi yang substansial, termasuk kerugian hingga triliunan rupiah di Indonesia. Tesis ini berfokus pada perilaku konsumen sebagai salah satu penyebab utama FLW, menyoroti kurangnya informasi, kesadaran, dan apresiasi masyarakat terhadap rantai makanan serta bahayanya bagi lingkungan. Tesis ini mengusulkan suatu pendekatan edukasi Mindful Eating kepada masyarakat, yaitu praktik yang mengajak individu untuk menjadi lebih sadar, bersyukur, dan membuat pilihan yang etis dan berkelanjutan dalam konsumsi pangan. Pendekatan ini diperkuat dengan pengembangan konsep Food Hub sebagai pusat informasi dan praktik pangan berkelanjutan di pusat kota, dengan studi kasus potensial pada Kawasan Kesawan di Kota Medan sebagai lokasi ideal berkat sejarah dan kekayaan kulinernya, serta keberadaan bangunan bekas pusat toserba bersejarah Warenhuis. Melalui perancangan Warenhuis Food Hub, inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk mengatasi permasalahan FLW secara lokal tetapi juga memberikan kontribusi pada solusi global, mempromosikan budaya makanan lokal berkelanjutan, dan menjadi model inspiratif bagi kota-kota lain dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan lingkungan.