digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB6 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB7 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB8 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB9 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB10 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB11 Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Febrian Surya Admaja
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu masalah terbesar yang dialami oleh banyak kota di Indonesia, salah satunya adalah Kota Bandung. Fenomena ini berdampak pada menurunnya produktivitas masyarakat karena waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk beristirahat atau melakukan aktivitas produktif lainnya justru terbuang di jalan. Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan berbagai aturan untuk menyelesaikan permasalahan ini namun kemacetan masih menjadi masalah utama di kota ini. Salah satu metode penanganan masalah kemacetan yang telah berhasil diterapkan di beberapa kota lainnya namun sampai saat ini belum pernah diterapkan di Kota Bandung adalah congestion charging. Salah satu metode TDM ini telah terbukti dapat menurunkan volume lalu lintas di Kota Singapura, London, Stockholm, dan Milan. Di Kota Singapura, metode ini berhasil menurunkan volume lalu lintas berkisar antara 10 hingga 15 persen dari sebelum diberlakukannya skema Electronic Road Pricing (ERP) di kota tersebut. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan suatu simulasi penerapan sistem congestion charging di Kota Bandung. Dari simulasi tersebut, dapat diperoleh dampak dari penerapan sistem congestion charging terhadap ruas-ruas jalan yang ada di Kota Bandung. Studi ini akan berfokus pada dampak langsung terhadap kondisi lalu lintas di beberapa jalan utama di Kota Bandung maupun dampak tidak langsung di jalan-jalan yang ditidak dikenai tarif apabila sistem congestion charging diterapkan. Selain itu juga dapat diperoleh suatu skenario penarifan yang paling efektif untuk diterapkan berdasarkan parameter lalu lintas dan ekonomi. Simulasi lalu lintas makroskopis dengan menggunakan pemodelan transportasi empat tahap dilakukan untuk menggambarkan kondisi lalu lintas eksisting di jaringan jalan yang ada. Simulasi ini akan dilakukan dengan menggunakan software PTV Visum. Model yang sama kemudian akan dijalankan kembali dengan beberapa skenario untuk memperoleh skema penerapan congestion charging yang optimum sehingga diperoleh model perbandingan sebelum dan sesudah implementasi skema tersebut. Model juga akan mempertimbangkan perubahan preferensi moda transportasi dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum akibat adanya skema congestion charging. Dengan demikian diperoleh sebuah skenario optimum yang dapat dijadikan konsiderasi untuk pengambilan kebijakan terkait dengan masalah kemacetan di Kota Bandung. Dari hasil yang diperoleh, terjadi suatu perbaikan kinerja lalu lintas apabila sistem congestion charging diterapkan di Kota Bandung. Dampak tersebut terjadi baik pada jalan yang dikenakan tarif maupun jalan yang tidak dikenakan tarif. Penyebab utama dari perbaikan kinerja lalu lintas tersebut adalah terjadinya perpindahan moda dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Penyebab lain yaitu terjadi perubahan rute memiliki andil yang kecil terhadap keseluruhan jaringan jalan yang ada. Sedangkan dari segi ekonomi, terdapat empat skenario yang dinyatakan layak secara ekonomi.