digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nazla Syafitri Rangkuti
PUBLIC Alice Diniarti

Sesar Garsela merupakan sesar yang berpusat di daratan yang terletak di sebelah selatan Cekungan Bandung. Sesar ini tercatat sebagai sesar aktif dalam Peta Sumber Bahaya dan Gempabumi Indonesia Tahun 2017. Keberadaan Sesar Garsela terbagi menjadi dua segmen yaitu Rakutai dan Kencana. Segmen Rakutai ditutupi oleh endapan vulkanik Kuarter dan dikelilingi oleh gunungapi aktif seperti Gunung Papandayan dan Gunung Guntur. Pada Segmen Kencana tersusun dari perbukitan dengan litologi batuan Tersier. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola kelurusan dan keberadaan Sesar Garsela berdasarkan morfologi dan mengetahui keterkaitan Sesar Garsela berdasarkan geologi dan aktivitas kegempaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan ekstraksi kelurusan secara manual dan otomatis dari pengolahan citra DEMNAS ke dalam bentuk hillshade. Selanjutnya, kelurusan dikelompokkan dalam grid menjadi densitas kelurusan. Untuk mendukung keberadaan sesar, maka diamati secara geomorfologi. Kelurusan sesar yang diperoleh selanjutnya dianalisis dari sisi geologi dan kegempaannya. Data yang digunakan adalah citra DEMNAS (Digital Elevation Model) yang diluncurkan oleh Badan Informasi Geospasial dengan resolusi 8 m, citra udara Google Earth, data kegempaan dari tahun 2009 – 2016, dan peta geologi dari penelitian sebelumnya. Penarikan kelurusan secara manual di bagian selatan daerah penelitian lebih banyak ditemukan karena terdiri dari perbukitan dan lembahan yang menerus. Di bagian utara ditemukan lebih sedikit kelurusan disebabkan tertutupi endapan vulkanik. Arah barat daya – timur laut merupakan arah kelurusan paling dominan yang diamati secara manual. Penarikan secara otomatis jumlah kelurusannya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kelurusan struktur pada peta geologi regional. Akan tetapi, tidak semua kelurusan yang dihasilkan oleh metode ekstraksi otomatis ini merepresentasikan struktur geologi seperti sesar dan rekahan. Analisis densitas kelurusan dengan nilai terendah pada peta densitas kelurusan manual adalah 0 dan tertinggi adalah 312, sedangkan nilai densitas terendah kelurusan otomatis adalah 0 dan tertinggi adalah 537. Perbedaan ini disebabkan kerapatan kelurusan hasil ekstraksi otomatis lebih tinggi daripada manual yang diukur pada tiap kotak grid piksel. Analisis morfologi dilakukan pada dua lokasi pengamatan yang menunjukkan adanya indikasi sesar seperti kelokan sungai dan kelurusan lembahan serta punggungan. Indikasi ini ditemukan pada bagian selatan daerah penelitian, sedangkan bagian utara tidak ditemukan adanya indikasi sesar. Secara geologi, bagian selatan daerah penelitian terdiri atas gugus perbukitan yang rapat tersusun dari batuan vulkanik Tersier. Pada bagian utara, litologi tersusun oleh material endapan vulkanik Kuarter. Tingkat erosi dan ketebalan endapan vulkanik di bagian utara memungkinkan kelurusan sesar tidak muncul ke permukaan. Keberadaan Sesar Garsela ini dapat diperkuat oleh aktivitas gempabumi dengan rentang magnitudo 2,5 – 4,6 dengan kedalaman 4 – 27 km. Penyebaran titik gempa ke arah timur diduga akibat kemiringan sesar lebih dari 60° ke arah timur. Kelurusan yang mungkin menjadi bidang sesar sesuai dengan mekanisme fokus gempa adalah kelurusan berarah barat daya – timur laut dengan azimut hampir 20°.