Salah satu program pemantauan lingkungan pada ruang berkelas yang telah
diklasifikasi sesuai EN ISO 14644-1 di industri farmasi adalah pemantauan partikel
non viabel, dimana ukuran partikel yang dipantau adalah 0,5 µm dan 5,0 µm.
Pemantauan partikel non viabel di ruang berkelas dilakukan menggunakan
instrumen Light Scattering Air Particle Counter (LSAPC) yang terkalibrasi sesuai
EN ISO 21501-4, menggunakan metode Pulse Height Analyzer (PHA). LSAPC tipe
lama masih digunakan oleh industri farmasi di Indonesia hingga saat ini. Penerapan
metode Failure Mode Effects Analysis (FMEA) pada penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan analisis kajian risiko mutu penggunaan LSAPC tipe lama dalam
pemantauan lingkungan di ruang berkelas dengan menentukan Risk Priority
Number (RPN) dan penerapan solusi sebagai kontrol risiko yang ada. Nilai RPN
didapatkan dari perkalian kategori Severity (S), Probability of Occurrence (P), serta
Detectability (D). Matriks FMEA yang telah disusun menunjukkan bahwa LSAPC
tipe lama memiliki kemungkinan hasil kalibrasi yang tidak memenuhi syarat salah
satunya karena belum memiliki modul PHA pada program kalibrasinya dengan
nilai RPN 112 dengan kategori risiko unacceptable. Tindakan mitigasi yang
dilakukan sebagai kontrol risiko adalah memperketat tindakan preventive
maintenance pada seluruh LSAPC tipe lama, menggunakan LSAPC tipe lama untuk
pemantauan lingkungan pada ruang berkelas dengan kelas kebersihan lebih rendah,
dan membuat tren khusus untuk ruangan berkelas yang dipantau menggunakan
LSAPC tipe lama. Implementasi kontrol risiko tersebut dapat menurunkan nilai
RPN menjadi 28 dengan kategori risiko acceptable.