digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Izzuddin Muhammad Hisyam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Buncis merupakan salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman pangan fungsional. Beberapa tantangan yang didapati dalam budidaya buncis adalah penentuan waktu panen terbaik dan fluktuasi hasil panen. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalah tersebut adalah dengan melakukan perhitungan nilai Growing Degree Days untuk menentukan waktu panen berdasarkan akumulasi panas dan pemberian POC hewan ternak. Penelitian kali ini bertujuan untuk menghitung Thermal Requirement (kebutuhan panas), menentukan peforma pertumbuhan, dan menentukan produktivitas hasil tanaman buncis (Phaseolus Vulgaris L.) var. Gypsy 1 yang dibudidayakan dengan perlakuan pemberian pupuk organik cair berbeda. Hasil penelitian menunjukkan setiap perlakuan memiliki nilai Thermal Requirement yang sama sebesar 695,656oC hari yang bersesuaian dengan 52 HST sebagai waktu panen terbaik. Pemberian pupuk organik cair memberikan beda nyata terhadap tinggi tanaman dibandingkan perlakuan kontrol, dan biourin sapi memberikan hasil terbaik dan berbeda nyata secara statistik pada parameter jumlah daun. Nilai Relative Growth Rate tertinggi selama fase perkembangan vegetatif untuk tinggi tanaman adalah 0,0895 ± 0,010 cm/hari pada perlakuan biourin kambing dan untuk parameter jumlah daun adalah 0,1470 ± 0,032 helai/hari pada perlakuan biourin marmut. Bobot basah panen tertinggi didapatkan oleh perlakuan kontrol dengan rata – rata 111,52 gram per tanaman kemudian jumlah polong terbanyak didapatkan biourin sapi dengan rata – rata 19,4 polong per tanaman. Serta produktivitas tertinggi didapatkan oleh perlakuan kontrol sebesar 8364,15 ton/ha dengan metode ubinan.