digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vanadisya Nurfaza Prastianti
PUBLIC Alice Diniarti

Buncis merupakan kacang kacangan yang digemari dan berperan penting secara ekonomi dan pangan di negara tropis dan subtropis. Data produksi buncis di Indonesia menunjukkan angka yang fluktuatif. Produksi buncis yang fluktuatif dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap komoditas buncis yang semakin meningkat. Penurunan produksi juga dapat disebabkan ketidaktepatan waktu panen dan kualitas lahan yang menurun. Penelitian ini bertujuan mengukantifikasi satuan panas yang dibutuhkan pada setiap fase pertumbuhan serta melihat pengaruh pemberian compost tea dan asam askorbat (AsA) terhadap produktivitas. Penelitian menggunakan metode eksperimen rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang diamati meliputi thermal unit, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah, bobot kering, jumlah polong, panjang polong, dan produktivitas. Data diuji menggunakan SPSS.16 dengan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanaman buncis memerlukan kebutuhan panas sebesar 747,56 oC hari selama 64 hari. Fase vegetatif buncis V1,V2,V3, dan V4 berturut turut memerlukan satuan panas sebesar 30,5oC hari, 69,31 oC hari, 86,41 oC hari, dan 184,19 oC hari. Akumulasi satuan panas saat fase vegetatif sebesar 451,9 oC hari. Sedangkan fase generatif buncis, yaitu R5, R6, R7, dan R8 berturut turut memerlukan satuan panas sebesar 35,35 oC hari, 49,53 oC hari, 79oC hari, dan 167,81 oC hari. Akumulasi satuan panas saat fase generatif hingga panen ke-4 sebesar 331,69 oC hari. Pupuk compost tea kasgot dengan penambahan asam askorbat menghasilkan nilai terbaik berdasarkan parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, dan klorofil SPAD) maupun parameter produktivitas keseluruhan (bobot basah, bobot kering, jumlah polong, panjang polong).