digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Derry Suppyadi
PUBLIC yana mulyana

Pengendalian internal proses produksi secara sistematis menjadi prasarat dalam manufaktur produk farmasi bermutu yang berdaya saing global. Pendekatan Six Sigma merupakan perangkat penting pada optimalisasi proses di industri untuk meningkatkan kinerja proses dan menekan keluhan pelanggan melalui tahapan Define, Measure, Analyze, Improve dan Control (DMAIC). Tehnik ini diaplikasikan pada produksi infus elektrolit di industri farmasi PT. X pada bulan Juli 2022 – Maret 2023 dengan menentukan kapabilitas proses, nilai level sigma dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Penetuan tahapan awal DMA mengindikasikan fokus masalah pada tangki pencampuran dan keluhan kebocoran produk dari konsumen dengan tindakan perbaikan prioritas berdasarkan FMEA (Failure Mode Effect Analysis) dengan nilai RPN ?10. Selanjutnya dilakukan tahapan IC melalui perbaikan sensor level tangki pencampuran dengan menganalisa kadar elektrolit klorida yang cenderung mengalami out of specification (OOS). Tindakan perbaikan ini dapat meningkatkan nilai kinerja tangki pencampuran dari Cpk 0,88 menjadi 3,31 dan nilai Ppk dari 0,89 menjadi 2,42, serta perbaikan masalah kebocoran produk yang meningkatkan nilai total sigma level mesin pengisian dari 4,14 menjadi 4,63. Pengendalian juga dilakukan untuk menjaga konsistensi hasil perbaikan dengan melakukan perubahan SOP, briefing rutin dan pelatihan personalia, hingga penjadwalan dan perawatan mesin secara berkala. Aplikasi Six Sigma telah menghasilkan produk yang memenuhi ketentuan kadar elektrolit serta menurunkan permasalahan kebocoran dan diproyeksikan memberikan keuntungan bisnis maksimal.