digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gisella Restiyani T M
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Program replanting pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit memiliki dampak negatif pada lingkungan, seperti produksi limbah batang sawit yang berlimpah. Untuk mengurangi dampak tersebut, limbah batang sawit dapat diolah kembali. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkannya sebagai media yang cocok untuk pembiakan larva black soldier fly (BSF). Namun, larva BSF tidak mengonsumsi selulosa sehingga diperlukan untuk melakukan fermentasi menggunakan jamur yang punya kapasitas untuk mendegradasi kandungan kompleks menjadi nutrisi yakni, variasi kelompok jamur yaitu, AN-PC (Aspergillus niger, Phanerochaete chrysosporium), dan AO-PC (Aspergillus oryzae, Phanerochaete chrysosporium). Terdapat juga variasi batang sawit bernira dengan ukuran (serbuk, chip) dan juga batang sawit tak bernira dalam bentuk chip. Dilakukan juga variasi kadar air terhadap batang sawit sebesar 1:2, dan 1:1. Tujuan dari penelitian adalah mengevaluasi pengaruh kondisi fermentasi fase padat pada substrat batang sawit, yaitu tipe jamur, ukuran batang sawit, dan kadar air terhadap pemanfaatan batang sawit sebagai media pembiakan larva BSF. Setelah fermentasi, dilakukan pengujian kandungan protein menggunakan metode Bradford, dan rasio CN (karbon nitrogen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari jenis jamur dan bentuk batang sawit terhadap penurunan massa dan kenaikan protein. Kadar air tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan massa, tetapi berpengaruh signifikan terhadap kenaikan protein. Jenis substrat juga memiliki pengaruh terhadap hasil fermentasi baik batang sawit bernira maupun tanpa nira. Variasi percobaan terbaik yaitu, kadar air terhadap substrat batang sawit tanpa nira sebesar 1:1 dengan jamur AO-PC, perubahan rasio C/N juga terjadi. Terdapat penurunan rasio C/N sebesar 4,32, yang menunjukkan pengurangan kandungan karbon dan peningkatan kandungan nitrogen dalam substrat. Hal ini menghasilkan peningkatan kadar protein berdasarkan peningkatan kandungan nitrogen sebesar 10,11%.