Obesitas merupakan akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan sehingga menimbulkan risiko
bagi kesehatan. Obesitas juga menjadi faktor risiko penyakit lain, khususnya penyakit kardiovaskular.
Kandungan bioflavonoid (rutin dan nikotiflorin) pada daun singkong telah diketahui memiliki banyak
aktivitas farmakologis, salah satunya antiobesitas. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan aktivitas
antiobesitas bioflavonoid daun singkong (CBDs) dan pengaruhnya terhadap risiko kardiovaskular pada
mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi obesitas. Pada penelitian ini, digunakan mencit yang terbagi
menjadi enam kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok obese, kelompok uji CBDs dosis
100, 200 dan 400 mg/kg, serta kelompok orlistat. Uji aktivitas antiobesitas dibagi menjadi 3 fase, yakni
fase aklimatisasi, fase induksi dengan pakan tinggi lemak, dan fase pengujian bahan uji CBDs. Aktivitas
antiobesitas CBDs dinilai melalui parameter berat badan, food intake, Food Efficiency Ratio (FER), indeks
obesitas Lee dan indeks lemak. Risiko kardiovaskular dinilai melalui pengukuran profil lipid darah
(kolesterol total, High-Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida),
Atherogenic Index (AI) dan Cardiac Risk Factor (CRF). Hasil pengukuran indeks obesitas Lee dan indeks
lemak menunjukkan bahwa CBDs 200 mg/kg memiliki nilai rataan indeks obesitas Lee, indeks lemak
epididimis dan indeks lemak viseral yang paling rendah di antara kelompok lainnya. Hasil pengukuran
profil lipid darah menunjukkan kelompok CBDs 200 memberikan penurunan kolesterol total, LDL dan
trigliserida paling tinggi pada hari ke-14 setelah pemberian bahan uji, berturut-turut, sebesar 40,95%;
62,03%; dan 47,65%. Kelompok CBDs 400 memberikan peningkatan HDL sebesar 61,05% dan
penurunan LDL sebesar 62,03% setelah 14 hari pemberian bahan uji. Pada hasil perhitungan AI dan CRF,
kelompok CBDs 400 menunjukkan nilai AI dan CRF yang paling rendah dibanding kelompok uji lain dan
berbeda bermakna secara statistik (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok obese. Dengan demikian,
CBDs 200 mg/kg terbukti memiliki potensi sebagai antiobesitas. Dosis 400 mg/kg merupakan dosis
optimum untuk menurunkan risiko kardiovaskular.