Indonesia adalah negara yang menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai salah satu
tujuan negara. Tolak ukur kesjahteraan rakyat dapat dilihat dari kasus penyakit
yang ada di Indonesia. Di Kabupaten Bandung, kasus BBLR menjadi penyebab
tertinggi kematian neonatal ditahun 2022. Selain itu, kasus gangguan sistem
pernapasan menjadi penyakit yang menduduki peringkat satu untuk penyakit yang
paling banyak ditemukan di rumah sakit dan puskesmas. Penelitian ini
menganalisis hubungan dan besar risiko faktor lingkungan terhadap kasus berat
badan lahir rendah (BBLR) dan gangguan sistem pernapasan di Kabupaten
Bandung. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif kuantitatif dengan
desain studi cross-sectional. Dilakukan penyebaran kuesioner kepada 100 orang
ibu yang sudah memiliki anak di tiga kecamatan, Kabupaten Bandung yaitu
Kecamatan Kutawaringin (sektor pertanian), Kecamatan Margahayu (sektor
permukiman) dan Kecamatan Soreang (sektor industri). Dilakukan juga
pengukuran konsentrasi PM2.5 dan PM10 menggunakan HT-9600 dalam 3 minggu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara konsentrasi PM2.5
dan PM10 terhadap kasus BBLR dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,642 dan
0,387, didukung dengan perhitungan nilai OR untuk beberapa faktor lingkungan
>1 yang menunjukkan bahwa paparan PM menjadi faktor risiko kejadian BBLR
dan gangguan sistem pernapasan.