digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tito Wijayanto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Asam sitrat telah menjadi komoditas berkebutuhan tinggi secara nasional dengan kuantitas pasar industri sejumlah 2,39 juta ton dan compound annual growth rate sebesar 4% di periode 2022-2027. Pertumbuhan ini disebabkan oleh meluasnya aplikasi asam sitrat seperti industri makanan, minuman, pembersih dan deterjen, serta industri farmasi. Saat ini, produksi komersial asam sitrat masih umum dilakukan melalui metode submerged fermentation (SmF). Namun, produksi asam sitrat SmF mengkonsumsi air dan energi yang tinggi, meningkatkan potensi kontaminasi dan air limbah. Kekurangan SmF mendorong pengembangan pendekatan SSF. Proses SSF saat ini mulai dikembangkan untuk memproduksi asam sitrat dengan memanfaatkan limbah agroindustri seperti ampas singkong menggunakan Aspergillus niger. Pada penelitian ini, kondisi operasi yang ditinjau dan divariasikan berupa kondisi jumlah pengadukan serta variasi konsentrasi inokulum di dalam bioreaktor. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis perolehan asam sitrat yang didapat dari variasi kondisi operasi yang dilakukan, setelah itu hasil analisis akan dimanfaatkan untuk menentukan interaksi antara kondisi operasi yang mengoptimalkan perolehan asam sitrat dengan memanfaatkan metode analysis of variance (ANOVA) dan full factorial analysis pada Minitab. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi pengadukan dua kali sehari dengan konsentrasi inokulum 5% merupakan kondisi operasi yang menghasilkan perolehan asam sitrat tertinggi, yakni 0,0051 g asam sitrat /g substrat. Bila dianalisis memanfaatkan ANOVA, didapatkan bahwa faktor yang memberikan hasil signifikan terhadap perolehan asam sitrat hanyalah konsentrasi inokulum sedangkan faktor pengadukan dan faktor interaksi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perolehan asam sitrat.