digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurin Amalina Widityani.pdf
PUBLIC Devi Septia Nurul

Beberapa gempa signifikan pernah terjadi di selatan Pulau Jawa pemicunya adalah zona subduksi Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, namun, berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh peneliti kegempaan ditemukan adanya seismic gap yang memilki potensi gempa di kemudian hari. Wilayah Barat Pulau Jawa merupakan wilayah yang rentan terhadap bahaya gempa dikarenakan posisinya yang dekat dengan Java Trench dan Sunda Strait Megathrust. Selain itu wilayah ini juga dilewati oleh beberapa sesar aktif darat seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, dan Sesar Baribis. Kemungkinan terjadinya gempa merusak perlu menjadi perhatian karena beberapa daerah di Wilayah Barat Pulau Jawa ini didominasi oleh endapan alluvium yang dapat menguatkan gelombang gempa. Untuk mengurangi dampak risiko dari gempa tersebut, diperlukan analisis karakteristik respon dinamis tanah terhadap gempabumi di Wilayah Barat Pulau Jawa seperti sebaran nilai frekuensi dominan, Vs30 dan ketebalan engineering bedrock. Penelitian ini menerapkan analisis Hilbert-Huang Transform dan metode Horizontal-to-Vertical Spectral Ratio (HVSR) pada data mikrotremor. Penelitian mengenai analisis HHT pada metode HVSR yang pernah dilakukan menunjukkan kelebihannya dalam mengeleminasi non-stationary nonlinear noises yang biasa ditemukan pada pengukuran di daerah perkotaan. Sehingga penggunaan analisis tersebut diharapkan bisa meningkatkan keakuratan kurva HVSR dalam menggambarkan frekuensi dominan daerah pengukuran. Hasil menunjukkan secara regional di Wilayah Barat Pulau Jawa memiliki nilai frekuensi dominan pada rentang 0,9-7 Hz. Profil 1-D kecepatan gelombang seismik geser (Vs) selanjutnya didapat dari hasil inversi kurva HVSR untuk memperoleh nilai Vs30 berada pada rentang 115-400 m/s dan kedalaman engineering bedrock berada pada rentang 100- 200 m. Frekuensi rendah, Vs30 rendah dan kedalaman engineering bedrock besar yang berasosiasi dengan tanah lunak menunjukkan potensi bahaya tinggi ditemukan di daerah utara Wilayah Jawa Bagian Barat, Cekungan Bandung, beberapa area di Provinsi Banten dan beberapa daerah di sekitar gunung berapi.