BAB 1 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 - TRI NUGRAHA ADI KESUMA
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Risiko banjir merupakan masalah yang tidak dapat dihindari pada daerah-daerah
dengan potensi banjir. Penggunaan daerah rentan banjir sebagai ruang aktivitas
manusia meningkatkan tingkat risiko banjir karena munculnya pertambahan
ancaman jiwa dan kerugian akibat banjir. Penggunaan ruang bantaran sungai
sebagai kawasan terbangun tidak jarang menyulitkan penataan infrastruktur
banjir dan menurunkan tingkat kapasitas penanganan banjir, seperti yang terjadi
pada alur Sungai Ciliwung. Peningkatan puncak debit akibat pembukaan dan
pembangunan lahan pada Daerah Aliran Sungai dan penumpukan sampah pada
pintu air meningkatkan besaran debit periode ulang dan meningkatkan
kemungkinan breach pada Pintu Manggarai. Penggunaan model debit periode
ulang dan breach pada Pintu Manggarai dilakukan untuk menyimulasikan pola
banjir yang terjadi guna membuat zonasi ancaman banjir. Banjir karena kondisi
jebolnya Pintu Manggarai memindahkan sebagian besar risiko banjir tinggi dari
kawasan Setiabudi menuju kawasan Menteng dan Jatinegara dengan peningkatan
luas genangan hingga 259% luas genangan karena debit periode ulang 100 tahun.
Pengubahan kawasan pemukiman bantaran Sungai Ciliwung menjadi jalur hijau
selebar 15m dapat mengurangi risiko banjir dengan periode ulang di bawah 50
tahun, namun tidak dapat mengurangi risiko banjir akibat periode ulang di atas
50 tahun dan banjir karena jebolnya Pintu Manggarai. Penanganan berupa
peningkatan kapasitas fisik dengan pembuatan tanggul banjir dapat menurunkan
tingkat ancaman kawasan kajian secara umum, namun memindahkan banjir, dan
menyebabkan peningkatan genangan banjir di Kelurahan Manggarai hingga
200%. Transformasi taman dan lahan kosong menjadi kolam retensi mampu
menurunkan luas genangan, namun ketersediaan lahan kawasan kajian
menyebabkan penurunannya tidak terlalu signifikan, dan masih membutuhkan
penanganan di bagian hulu kawasan kajian. Skenario pengurangan risiko banjir membutuhkan tidak hanya pembangunan tanggul dan kolam resapan, namun juga
transformasi guna lahan pemukiman bantaran sungai untuk menurunkan risiko
banjir secara signifikan.